Pengembangan wisata desa tidak terlepas dari luaran yang dihasilkan sebagai konsekuensipembangunan destinasi wisata. Kolaborasi dan partnership dengan stakeholder dalamkonsep pentahelix sebagai prediktor dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya dampaknegatif dalam pembangunan wisata. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan sebuahrealitas sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan dalam pengembangan wisata KampungKopi Rigis Jaya dalam membangun pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan budaya dalam upaya meratakan pertumbuhan ekonomi. Metodologipenelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan data observasi, interview, dan studidokumentasi melalui FGD. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan stakeholderdalam kolaborasi pentahelix selain mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, juga dapatmelestarikan budaya dengan menyajikan tarian dan musik tradisional dan mampumeningkatkan literasi lingkungan sehingga terjalinnya hubungan baik antara manusia danalam. Sinergisitas antara akademisi, aktor bisnis, komunitas, pemerintah, dan media dalampengembangan wisata lokal ini dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat lokal.Penelitian ini menyimpulkan bahwa ternyata kolaborasi pentahelix dalam pemberdayaanpariwisata mampu merangsang pertumbuhan ekonomi dari desa, meningkatkan kapabilitasdalam bidang ekonomi kreatif, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan mampumelestarikan budaya lokal sebagai tujuan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Artikel ini masih terbatas pada skala penelitian di Lampung Barat, sehingga masih sangat mungkin untuk dilengkapi oleh kajian pada tempat lain dengan skala dan pendekatan yang berbeda.Kata Kunci: Pentahelix, Pariwisata berkelanjutan, Sosial-budaya, Lingkungan, danPertumbuhan Ekonomi
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023