Tanaman kedelai, sebagai sumber pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan populer di kalangan masyarakat Indonesia, mengalami tantangan produksi yang signifikan. Salah satu faktor yang berkontribusi pada produksi rendah adalah mutu benih yang menurun seiring lamanya penyimpanan benih kedelai. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji mutu benih kedelai yang mencakup aspek fisologi dan patologi untuk menentukan berapa lama benih tetap dapat digunakan. Penelitian ini berfokus pada pengujian mutu patologi yang mencakup tiga aspek: pertama, deteksi cendawan dan bakteri patogen yang terbawa oleh benih kedelai, kedua, identifikasi jenis cendawan yang ditemukan, dan ketiga, uji biokimia pada bakteri yang terdeteksi, yang meliputi pengamatan makroskopis bakteri, uji gram KOH 3%, dan uji oksidatif fermentatif. Selain itu, penelitian juga mencakup deteksi virus yang dapat terbawa oleh benih kedelai, menggunakan uji ELISA untuk virus SMV dan CMV. Penelitian ini menggunakan Rancangan Plit Plot dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan varietas Dering (VD) dan varietas Argomulyo (VA) sebagai faktor utama, sedangkan lama penyimpanan benih (0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) sebagai anak petak. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga total terdapat 18 unit perlakuan. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila ditemukan pengaruh signifikan, akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada varietas Argomulyo, benih yang disimpan selama 1 bulan menunjukkan tingkat infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dalam pengujian patologi, terdapat keberadaan bakteri dan cendawan kontaminan pada benih, tetapi cendawan kontaminan ini merupakan jenis cendawan yang umumnya ditemukan pada permukaan benih. Selain itu, dalam pengujian virus, tidak ditemukan adanya penyakit yang dapat ditularkan melalui benih pada varietas tersebut.
Copyrights © 2023