Agung Setya Wibowo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKSPLORASI KONSORSIUM PBRM (PLANT BENEFICIAL RHIZOSPHERIC MICROORGANISM) DALAM NUE (NUTRIENT USE EFFICIENCY) PADA PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays L) Nyonita Punjungsari, Tyas; Agung Setya Wibowo; Intan Fuji Arriani; Palupi Puspitorini
Viabel : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 13 No 2 (2019): Nopember 2019
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.777 KB) | DOI: 10.35457/viabel.v13i2.836

Abstract

PBRM (Plant Beneficial Rhizospheric Microorganism) is a microbe that is able to form colonies in plant roots (rhizosphere) that have the ability to fix nitrogen (N), and dissolve potassium (K), phosphorus (P), and zinc (Zn). Increasing NUE can increase plant growth through various mechanisms. Population and dynamics of rhizosphere microorganisms are different from other soil microorganisms, this is caused by an increase. The purpose of this study was to determine the type of rhizosphere bacteria that can be as PBRM. The method used The research was conducted at the Microbiology Laboratory of the Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang. The characterization process was carried out in UB's microbiology laboratory. 50 grams of soil for planting corn were put into an erlenmeyer containing 500 ml NB (for bacteria) and 500 ml liquid PDA (for mold) and then incubated with the secretary for about 24 hours and then diluted in series to a dilution rate of 10-3,10-4,10 -5. Then from the dilution factor of 10-3,10-4,10-5 0.1 ml is taken and inoculated in solid media by the pour plate method. The results showed that the antagonistic rhizosphere bacteria were P. fluorescens, B. subtillis, and Rhizobium sp.
UJI MUTU PATOLOGI TERHADAP LAMA SIMPAN DUA VARIETAS BENIH KEDELAI Tri Endrawati; Alvita Sekar Sarjani; Agung Setya Wibowo
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5099

Abstract

Tanaman kedelai, sebagai sumber pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan populer di kalangan masyarakat Indonesia, mengalami tantangan produksi yang signifikan. Salah satu faktor yang berkontribusi pada produksi rendah adalah mutu benih yang menurun seiring lamanya penyimpanan benih kedelai. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji mutu benih kedelai yang mencakup aspek fisologi dan patologi untuk menentukan berapa lama benih tetap dapat digunakan. Penelitian ini berfokus pada pengujian mutu patologi yang mencakup tiga aspek: pertama, deteksi cendawan dan bakteri patogen yang terbawa oleh benih kedelai, kedua, identifikasi jenis cendawan yang ditemukan, dan ketiga, uji biokimia pada bakteri yang terdeteksi, yang meliputi pengamatan makroskopis bakteri, uji gram KOH 3%, dan uji oksidatif fermentatif. Selain itu, penelitian juga mencakup deteksi virus yang dapat terbawa oleh benih kedelai, menggunakan uji ELISA untuk virus SMV dan CMV. Penelitian ini menggunakan Rancangan Plit Plot dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan varietas Dering (VD) dan varietas Argomulyo (VA) sebagai faktor utama, sedangkan lama penyimpanan benih (0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) sebagai anak petak. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga total terdapat 18 unit perlakuan. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila ditemukan pengaruh signifikan, akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada varietas Argomulyo, benih yang disimpan selama 1 bulan menunjukkan tingkat infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dalam pengujian patologi, terdapat keberadaan bakteri dan cendawan kontaminan pada benih, tetapi cendawan kontaminan ini merupakan jenis cendawan yang umumnya ditemukan pada permukaan benih. Selain itu, dalam pengujian virus, tidak ditemukan adanya penyakit yang dapat ditularkan melalui benih pada varietas tersebut.