Pemeriksaan sedimen urine merupakan pemeriksaan mikroskopis unsur-unsur organik dan anorganik dari darah, ginjal, saluran kemih yang bertujuan untuk pemeriksaan penyaring. Meskipun pemeriksaan dilakukan dengan alat analyzer urine otomatis, namun konfirmasi hasil tetap menggunakan cara manual dengan pewarna Sternheimer malbin sebagai baku emas. Urine disentrifuge sehingga unsur-unsur organik dan anorganik mengendap dan endapan tersebut diambil lalu diberi zat pewarna. Zat warna ini bersifat karsinogen, tidak stabil dan toksik bagi lingkungan sehingga perlu dicari pewarna alternatif yang alami, misalnya curcuminoid yang terdapat pada rimpang kunyit (Curcuma longaLinn). Curcumin yang berwarna kuning umum digunakan sebagai pewarna makanan, tekstil dan jaringan. Sifat curcuminoid pada kunyit yang aman, mudah larut dalam etanol, mudah meresap di dalam jaringan dan mudah ditemukan diharapkan dapat mewarnai sedimen urine dan digunakan sebagai pengganti Stenheimer Malbin dalam pewarnaan rutin sedimen urine di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan curcumin dalam mewarnai sedimen urine yang meliputi sel epitel, sel darah, dan kristal sekaligus menentukan konsentrasi optimalnya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan perlakuan menggunakan pewarna ekstrak curcumin 5%, 10%, 20%, 30%, 50%. Pemeriksaan sedimen urine menggunakan metode mikroskopis dengan sampel urine patologis selama satu bulan. Penilaian menggunakan likert scale 1-3 meliputi tingkat pewarnaan, kontras, dan kekotoran. Setelah dilakukan penelitian variasi konsentrasi ekstrak curcumin 10% yang optimal dalam mewarnai sedimen urine dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna Sternheimer-malbin
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024