Secara geografis Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki keanekaragaman hayati, yang sudah lama digunakan sebagai tanaman herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit secara turun-temurun. Salah satunya daun walang sangit yang berasal dari Meksiko, Karibia, dan Amerika Tengah dan Selatan. Di Indonesia di yakini dapat mencegah penyakit saluran pencernaan namun belum banyak penelitian tentang tumbuhan tersebut. Tanaman ini dipercaya memiliki senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk mengatasi kondisi stres oksidatif sebagai dasar timbulnya penyakit. Serta memiliki kandungan senyawa kimia non-nutrien (fitokimia). Antioksidan dibutuhkan oleh tubuh untuk meredam radikal bebas yang ada di dalam maupun di luar tubuh akibat paparan lingkungan yang semakin memburuk terutama di Jakarta. Maka dari itu perlu diseimbangi dengan antioksidan eksogen. Salah satunya pada daun walang sangit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan kapasitas antioksidan dan kadar fenolik tumbuhan tersebut. Penelitian eksperimental ini bersifat in vitro mencakup uji fitokimia dan uji kapasitas antioksidan. Daun walang sangit dikeringkan dan diekstraksi dengan metode perkolasi menggunakan pelarut metanol. UV-Vis alat yang digunakan untuk mendapatkan data, selanjutnya diolah menggunakan Graphpad Prism v.7.0 La Jolla, California, USA. Ekstraksi daun walang sangit ditemukan kandungan fitokimia kecuali antosianin dan alkaloid dengan reagen Mayer. IC50 didapatkan pada metode DPPH, ABTS, dan FRAP sebesar 68,752 µg/mL, 25,557 µg/mL, dan 23,364 µg/mL dengan pembanding vitamin-C untuk DPPH, serta trolox untuk ABTS dan FRAP. Kadar fenolik total ekstrak daun walang sangit sebesar 966 µg/mL. Maka daun walang sangit dapat berfungsi sebagai antioksidan eksogen sedang, dibandingkan pembandingnya tetapi bersifat anti mitotik sehingga dapat dijadikan agen anti kanker.
Copyrights © 2024