Perkembangan zaman membuat seni mural menjadi strategi untuk memperindah kualitas visual dengan elemen-elemen tertentu yang memperkuat karakter kawasan. Selain menghidupkan ruang publik, mural dapat menggambarkan tradisi dan nilai-nilai budaya melalui representasi isual yang kuat. Salah satunya adalah budaya Rasulan atau biasa disebut sebagai bersih desa di Desa Pereng. Tradisi Rasulan mulai jarang dilakukan karena berbagai faktor, seperti kondisi panen, kesibukan warga, kurangnya peminat, dan regenerasi. Rasulan mengandung banyak nilai seperti keikhlasan, rasa syukur, gotong royong, tanggung Jawab, toleransi, serta empati terhadap sesama. Nilai-nilai tersebut dapat dimaksimalkan apabila tradisi bersih desa konsisten dilakukan. Pembuatan mural bertujuan untuk menciptakan “iklim” bermanfaat bagi pelestarian budaya. Seni visual dapat membentuk pengalaman berkesan dan memperkuat ingatan, sehingga warga Desa Pereng khususnya generasi muda termotivasi untuk melestarikan tradisi tahunan tersebut. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dan pengolahan data mengenai mural dan Rasulan. Hasil penelitian divisualisasikan melalui pembuatan mural pada dinding di Pendopo Balai Desa Pereng. Bagian utama mural berupa kegiatan petani di sawah dan pelaksanaan budaya Rasulan mendapat apresiasi positif. Pemilihan tempat pelaksanaan mural membuat warga sekitar dapat melihat dan mengamati sebagai langkah pelestarian budaya Rasulan.
Copyrights © 2024