Penyandang tunanetra seringkali menghadapi berbagai hambatan dan stigma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menghambat mereka dalam mencapai potensi dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Di era digital ini, media sosial memiliki potensi besar untuk membantu penyandang tunanetra dalam mengatasi hambatan tersebut dan membangun personal branding yang kuat. Personal branding merupakan proses menciptakan citra diri yang positif dan otentik. Melalui personal branding, penyandang tuna netra dapat menunjukkan kemampuan dan potensi diri kepada dunia. Personal branding di sosial media dapat menjadi sarana bagi penyandang tuna netra untuk membangun identitas diri, meningkatkan kepercayaan diri, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu (Berger, 2016). Sayangnya, masih banyak penyandang tuna netra yang belum mengetahui pentingnya membentuk personal brand, yang bahkan dapat dilakukan dengan mudah melalui media sosial. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk membantu para penyandang tuna netra agar mampu membangun identitas dan mengekspresikan diri, serta membentuk personal branding melalui media sosial, yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas peluang dalam berkarya secara profesional. Bentuk pengabdian ini berupa pelatihan bagi komunitas Matajari di wilayah Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang diikuti oleh sekitar 25 orang anggota dan relawan komunitas. Materi yang disampaikan mulai dari dasar-dasar personal branding, karakteristik media sosial, hingga praktik pengelolaan media sosial yang menarik dan relevan di berbagai platform, seperti instagram, X, dan Youtube.
Copyrights © 2024