Persoalan mengenai posisi perempuan dalam berorganisasi sudah memunculkan banyak terjadinya permasalahan gender dan sudah terjadi sejak lama. Menghadapi berbagai stigma negatif yang diterima dari masyarakat, perempuan menghadapi kesulitan untuk memimpin dalam organisasi karena umumnya masyarakat masih lebih mengutamakan peran laki-laki dalam kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai eksistensi kepemimpinan perempuan dalam organisasi Himadiksio. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas perempuan dalam mencapai posisi strategis dalam organisasi himadiksio sangat terbuka dan mendapat tanggapan positif. Namun, posisi sebagai ketua masih dipengaruhi oleh stereotip bahwa ketua cenderung memiliki sifat maskulinitas yang umumnya diasosiasikan dengan laki-laki. Stereotip negatif ini menimbulkan batasan bagi perempuan dalam mencapai posisi kepemimpinan. Dalam memimpin organisasi, perempuan menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan waktu dan energi, serta pandangan bahwa pemimpin harus bersifat maskulin. Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemimpin perempuan himadiksio menunjukkan bentuk perlawanan sebagai wujud eksistensi diri mereka. Mereka menggunakan strategi pendekatan persuasif kepada anggota, mengatur waktu dengan bijak dan menggunakan komunikasi fleksibel untuk memastikan bahwa mereka dapat memimpin dengan efektif. Selain itu, mereka berkomitmen untuk menunjukkan bukti nyata melalui tindakan untuk mengatasi stereotip dan stigma terhadap perempuan sebagai pemimpin.
Copyrights © 2024