Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1906) merupakan kekuatan Islam yang sangat berpengaruh di kawasan Asia Tenggara. Empat sultanah, yaitu Sultanah Tajul Alam Safiatuddin (1641–1675), Nurul Alam Naqiatuddin (1675–1678), Inayat Zakiatuddin (1678–1688), dan Kamalat Syah (1688–1699), secara berturut-turut memimpin kerajaan ini. Meskipun stereotip bahwa kaum perempuan berada di posisi kedua dan kepemimpinan mereka dianggap lemah, Sultanah Safiatudin berhasil menciptakan terobosan signifikan selama pemerintahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas peran Sultanah Safiatuudin dalam pengembangan pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam. Metode kualitatif dengan pendekatan kajian kepustakaan digunakan, mengandalkan sumber data primer dan sekunder untuk analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sultanah Safiatuddin memberikan kontribusi besar dalam kemajuan pendidikan, melibatkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur. Ia mendatangkan ilmuwan asing sebagai tenaga ahli, mendorong cendikiawan untuk menulis karya ilmiah, dan memberikan beasiswa kepada ilmuwan Aceh untuk studi di luar negeri. Peningkatan pendidikan juga disokong oleh pembangunan infrastruktur seperti meunasah, zawiyah (dayah), dan perpustakaan. Sultanah Safiatuddin menunjukkan wawasan luas dalam pengembangan sektor pendidikan, menciptakan kebijakan yang mirip dengan Khalifah Harun al-Rasyid dan al-Makmun dari Dinasti Abbasyiah (750-1258), yang dikenal sebagai puncak kejayaan dalam sejarah peradaban Islam.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024