Jeruk memiliki banyak komponen nutrisi yang berperan sebagai sumber antioksidan alami. Namun, sebagian besar nutrisi tersebut terdapat pada kulit jeruk yang jarang dimanfaatkan. Kulit Jeruk Siam mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, vitamin C, likopene, pektin, serta tannin, sehingga memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan pada limbah kulit jeruk siam kintamani dengan berbagai jenis pelarut. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi, dan pengujian aktivitas antioksidan dilakukan melalui metode Diphenylpicrylhydrazil (DPPH). Hasil dari penelitian ini adalah pelarut metanol berhasil mengubah larutan DPPH yang memiliki warna ungu menjadi berwarna kuning, selain itu pengujian dengan pelarut etil asetat juga mampu mengubah larutan DPPH menjadi warna kuning atau bening. Namun perubahan warna dari ungu ke kuning tidak tampak signifikan pada pelarut n-hexana. Nilai IC50 untuk pelarut metanol sebesar 136,17 atau 0,13617 mg/ml, etil asetat sebesar 1412,05 atau 1,41205 mg/ml dan n-hexana sebesar 1736,71 atau 1,73671 ml/mg. Apabila ketiganya dibandingkan maka dapat disimpulkan pelarut metanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya.
Copyrights © 2024