Studi ini meneliti persepsi masyarakat Jawa tradisional mengenai penggunaan perhitungan weton dalam pemilihan pasangan pernikahan. Menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, data dikumpulkan melalui wawancara dengan individu yang terlibat dalam tradisi pernikahan ini, observasi langsung di lapangan, dan dokumentasi untuk pelestarian budaya. Teknik analisis oleh Miles dan Huberman memfasilitasi interpretasi dari temuan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan tradisi ini di kalangan masyarakat Jawa sangat berakar pada nilai-nilai budaya yang diturunkan secara generasi. Tradisi ini tidak hanya menentukan waktu pernikahan tetapi juga mengandung ajaran budaya yang signifikan tentang kehidupan dan pernikahan. Sikap masyarakat terhadap tradisi ini dibentuk oleh persepsi mereka: persepsi yang positif mengarah pada penerimaan, sementara yang negatif berujung pada penolakan. Studi ini menyoroti dampak dari praktik budaya yang berkelanjutan terhadap sikap komunitas dan pentingnya pelestarian budaya dalam masyarakat kontemporer.
Copyrights © 2024