Fenomena keberadaan lembaga perwakilan rakyat senantiasa mengalami degradasi persepsi publik dari waktu ke waktu. Kebijakan-kebijakan yang dipandang tidak berpihak pada rakyat telah membuat lembaga tersebut semakin jauh dari cita-cita awal keberadaannya. Para wakil rakyat cenderung mengabaikan pentingnya etika dan keadaban sebagai pemangku jabatan publik. Suara publik tidak dipandang penting untuk diperjuangkan secara maksimal melebihi kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Diperlukan pendekatan pendidikan deontologi yang diselaraskan dengan paradigma qur’anik sebagai instrumen teoretis dan diskrusus gagasan yang mampu mewadahi kehampaan paradigma etis wakil rakyat.
Copyrights © 2023