Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika permasalahan pada usaha penangkapan perikanan dan usaha budi daya perikanan pada masyarakat Suku Akit yang merupakan salah satu dari komunitas adat terpencil (KAT) di Indonesia. Suku Akit belajar melakukan budi daya ketam (kepiting bakau/Scylla) dan siput bakau (Siput mangrove/Telescopium Telescopium) secara otodidak dan mengalami kegagalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan pada tahun 2020-2021 dan pengolahan data dilakukan pada tahun 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua golongan masalah masyarakat Suku Laut, pertama dalam hal penangkapan mereka hanya bisa melakukan penangkapan dengan menggunakan alat-alat tradisional dengan risiko lingkungan lebih kecil namun hasil tangkapan juga sangat sedikit. Kedua, mereka mengalami kendala pengetahuan, akses dan kurangnya pendampingan pada perikanan budi daya. Pada usaha budi daya kepiting bakau, mereka masih mengalami beberapa kendala, yaitu pertama, Suku Akit belum memahami tingkah laku kanibalisme ketam yang dibudi dayakan, sehingga ketam dewasa dengan anak ketamdigabungkan dalam satu kolamketambudi daya. Kedua, Suku Akit membuat kolam budi daya ketam yang lebih rendah, sehinggapada saat air pasang ketam yang dibudi dayakan hanyut karena arus pasang surut. Ketiga, mereka tidak dilakukan pengecekan kualitas air pada lingkungan budi daya secara berkala Title: The Dynamics of Problems of Akit Ethnic Community in Riau IslandsThis paper aims to describe the dynamics of fishing and aquaculture businesses in the Akit community, which is one of the remote indigenous communities (KAT) in Indonesia. The Akit learnt to cultivate mangrove crabs (Scylla) and mangrove snails (Telescopium) by themselves and experienced failure. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The research was conducted in 2020-2021 and data processing was carried out in 2022. Based on the results of the research, two classes of problems of the Sea Tribe community can be identified, firstly in terms of fishing they can only catch using traditional tools with less environmental risk but the catch is also very small. Secondly, there is the issue of aquaculture, where they experience constraints in knowledge, access and lack of assistance. The weaknesses in the Akit Tribe's fisheries efforts are First, the Akit Tribe combines adult oysters with juvenile oysters because they do not understand the cannibalistic behaviour of the cultivated oysters. Secondly, the Akit Tribe made a lower oyster cultivation pond at high tide so that the cultivated oysters were washed away by the tidal current. Third, there is no regular checking of water quality in the cultivation environment
Copyrights © 2024