Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGASAH KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA MURID TUNARUNGU (Studi Kasus pada SDLB-B YPTB Malang) Wisadirana, Darsono; Safitri, Reza; Swastikawara, Sinta
Jurnal Interaktif Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.62 KB)

Abstract

The lack in communication in which happen of deaf children, making deaf children uncared because of their unable in communication field as a primary tool of communication skill in  society. The deaf children need tuition, especially in communication field so that they can life  independent. One of formal way which is gone through deaf children by applying in school for children with special needs, because with teacher human resources that has formal ability can help deaf children to fulfill their needs in communication field. The existence of school for children with special needs for deaf children like SDLB-B YPTB Malang is one of school that focuses for deaf children.The goal from this research is to describe communication strategy that has done by teacher SDLB-B YPTB Malang in sharpening communication skill deaf student. Furthermore, the type of this research method is qualitative  – case study approach. This research located in SDLB-B YPTB Malang which address at Jalan Brigjen Slamet Riadi 126 Malang. The data’s gathering use observation and depth interview.From this research it has founded that teacher SDLB-B YPTB Malang used identification as base to make communication strategy. Communication strategy which formed interpersonal relationship and followed with learning communication for deaf student. This communication strategy is purposed to sharpening communication skill of deaf student both in sign language and verbal language. Key words: communication strategy, teacher, deaf student, communication skill.
PERAN PEREMPUAN DALAM INDUSTRI KECIL(STUDI KASUS PEREMPUAN BEKERJA PADA INDUSTRI KECIL PENGRAJIN MANIK-MANIK DI DESA PLUMBON GAMBANG KECAMATAN GUDO KABUPATEN MALANG Wisadirana, Darsono; Dewi, Ratih Kusula
Jurnal Interaktif Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.62 KB)

Abstract

This research is based on phenomenon of women worker on small industry of Beads Artwork at Plumbon Village Gambang Gudo Sub district Jombang District which is considered as social reality which is a frequently seen in Indonesia. The problems of this research are how the gender deferential work in small industry of Beads Artwork and how women’s role in this small industry. The aims of this research to know women role in small industry of  Beads Artwork which is observed through the women involvement, time allocation, and the decision making pattern.The research uses study case method with qualitative approach. This research uses purposive sampling and the technic of data collecting such as indepth interview with respondens, observation, and documentation.The result of this research shows that in unit industry of Beads Artwork, women workers are very identical with simple jobs, unrisky jobs, jobs which are not far from home and jobs which requiring patience. Mean while the men workers get the jobs which are contrast to the women workers. The men workers are very identical with jobs requiring strength which need physical force with high risk and high skill. The men workers are mostly being involved in production process such as frying pan, cleaning, colloring, smelting, obstruction making and making of Beads. While the women workers are mostly being involved in choosing material process, cleaning asbes, choosing and making the Beads’ structure. Men and women have nearly same time allocation in the small industry that is about 8 hours everyday.In the task of decision making such as in the activities of buying raw materials, deciding the amount of raw materials as well as deciding the place to buy the materials, not women and men are involved together. However, the women are more dominant in the activity of buying materials. While men are more dominant in selling and marketing the products. Key words: Role, small industry, gender, time allocation, and decision making.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis Haryono, Dedi; Wisadirana, Darsono; Chawa, Anif Fatma
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.061 KB) | DOI: 10.21580/dms.2018.181.2897

Abstract

The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin.
Peranan Baitulmal Al-Hidayah Malang dalam Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Modal Sosial Wardoyo, Ria Angela; Wisadirana, Darsono; Susilo, Edi
KARSA: Journal of Social and Islamic Culture Vol 24, No 2 (2016): Islam, Culture, and Economics
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v24i2.803

Abstract

Penelitian ini meneliti tentang peranan Baitulmal Al-Hidayah dalam penang-gulangan kemiskinan pada pedagang usaha mikro di kelurahan Jodipan, kota Malang. Selain itu, ia juga meneliti tentang unsur modal sosial dalam penge-lolaan Baitulmal Al-Hidayah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif de-ngan jenis penelitian studi kasus. Alat analisis penelitian ini menggunakan teori modal sosial dan pemberdayaan masyarakat. Tiga peranan telah dilaksanakan oleh Baitulmal Al-Hidayah, yaitu menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non-syariat berupa penerapan sistem ekonomi Islam, melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil, dan melepaskan ketergantungan pada rentenir. Strategi pemberdayaan pada pedagang usaha mikro binaan baitulmal tersebut dimulai dari menyelesaikan kebergantungan terhadap rentenir, melakukan pember-dayaan secara kelompok dengan mengumpulkan usaha mereka sesuai dengan konsep hulu ke hilir dengan prinsip solidaritas di antara mereka, melakukan ke-giatan pelatihan, memberikan sertifikasi manajemen mutu halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengikutsertakan usaha binaan baitulmal tersebut ke dalam pameran hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan melakukan ra-pat evaluasi yang dilakukan secara berkala oleh dewan pengawas syariah guna menjamin kepastian dan keberlangsungan usaha mereka.Copyright (c) 2016 by KARSA. All right reserved DOI: 10.19105/karsa.v24i2.803
Habitus and Symbolic Violence in Sar Culture, Merauke, Papua Hallatu, Trinovianto George Reinhard; Wisadirana, Darsono; Mu'adi, Sholih; Chawa, Anif Fatma
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2021.5.1.6179

Abstract

The sar culture is the pre-existing culture of the Kanum tribe whose implementation is aimed to maintain and preserve nature. Sar culture not only has a positive influence on the environment, but it also represents symbolic violence against women and the Kanum people. This research is aimed to describe sar culture based on the theory of habitus and symbolic violence by Bourdieu. This research involved a qualitative descriptive method, in which the data was obtained from in-depth interviews with Kanum tribal head, Kanum tribe elders, and some village residents involved in sar, observation in Naukenjerai district, and supported by literature review. All collected data were then analyzed descriptively according to the concepts of habitus and symbolic violence by Bourdieu. The research results show that sar culture is a habitus resulting from an interaction between human beings and their nature that has existed for long before. Besides that, there is symbolic violence to the Kanum women and also to the Kaum people, which done by the Kanum men and the leaders of the Kanum tribe as the dominant actors.
Political Change Patterns of The Mataraman Society in Kediri: (Study of Political Sociology in Mataraman Kediri on Election of Political Parties) Taufik Alamin; Darsono Wisadirana; Sanggar Kanto; Hilmy Mochtar; Sholih Mu'adi; Mardiyono Mardiyono
Journal of Development Research Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Number 2, November 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jdr.v4i2.121

Abstract

Social political change in society is one of the social facts that cannot be avoided. The socio-political phenomenon is a dynamic and tentative situation. This research is oriented towards analyzing the political changes of the Mataraman society in Kediri. The method used is qualitative descriptive approach with case studies. Primary and secondary data sources are obtained from interviews and references, supporting documents are used as a tool in describing the subject of the study. The results showed that the political dynamics in Kediri influenced the changes in political patterns of the Mataraman society in Kediri. The powerful socio-culture of Matraman society is not faded with the changes in political choices occurred.
PENGUATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI (PSE) SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN Petrus Ans Gregorius Taek; Darsono Wisadirana; Wawan Sobari
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 9, No 2 (2019): JISPO Vol 9 No 2 2019
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v9i2.5134

Abstract

This qualitative case study aims to assess the contribution of the PSE Commission in alleviating poverty and to analyze PSE institutional strengthening in the success of poverty alleviation priority programs. Institutional strengthening is the key to the sustainability and success of poverty alleviation programs. However, there are studies that show that institutional strengthening through legal aspects, Provincial Drinking Wages and public policies have been effective enough to alleviate poverty. Of the many findings that exist, researchers discovered new things, namely through institutional strengthening in aspects; Structure, HR, Finance, Organizational Funding and Assets, Monitoring and Evaluation, Legality, Data and Information and Collaborative Networks can determine the success of the institution in alleviating poverty and the sustainability of poverty alleviation priority programs. The pattern of the empowerment approach carried out by the government is seen as less touching on the problems of the poor because it is project oriented, while the one carried out by the Catholic Church is oriented towards religious values.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Perempuan Miskin Berbasis Agribisnis Dedi Haryono; Darsono Wisadirana; Anif Fatma Chawa
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.061 KB) | DOI: 10.21580/dms.2018.181.2897

Abstract

The feminization of poverty is one of the major issues in the implementation of development in the Provincial Government of East Java. The main problem is centered on the helplessness and vulnerability in groups of poor and very poor. Approach to empowering the female head of households to develop productive business by utilizing local potential is expected to be one of the alternative solutions to solve the problem of poverty. Various problems that arise later in the implementation to running empowerment of female households head is starting from limited access to working capital, low levels of formal education members, lack of knowledge (soft skills and hard skills), time constraints in dividing roles in the family and work, lack of trust for women doing self actualization, and low self reliance in the decision making process is a real obstacle faced in developing empowerment. The results of this study are as follows; the pattern of the active participation of poor women is needed to overcome the inhibiting factors and optimize a contributing factor in the empowerment process, the strategy of community empowerment of poor women by establishing the Agribusiness Microfinance Institutions (LKMA) and overall support of stakeholders for members of the group community empowerment consisting of poor female head of households. Feminisasi kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Masalah utama difokuskan pada ketidakberdayaan dan kerentanan pada golongan penduduk miskin dan sangat miskin pada kelompok kepala rumah tangga perempuan. Pendekatan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan tersebut untuk mengembangkan usaha produktif dengan memanfaatkan potensi lokal diharapkan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kemiskinan. Berbagai permasalahan yang muncul kemudian pada pelaksanaan pemberdayaan kelompok kepala rumah tangga perempuan adalah dimulai dari keterbatasan akses terhadap modal kerja, rendahnya tingkat pendidikan formal anggota, keterbatasan pengetahuan (soft skill) dan keterampilan (hard skill), keterbatasan waktu dalam membagi peran dalam keluarga dan pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri perempuan dalam beraktualisasi, dan rendahnya kemandirian dalam proses pengambilan keputusan merupakan hambatan yang nyata dihadapi dalam mengembangkan usaha pemberdayaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bentuk dan pola partisipasi aktif perempuan miskin sangat diperlukan untuk mengatasi faktor penghambat dan mengoptimalkan faktor pendukung dalam proses pemberdayaan, strategi pemberdayaan komunitas perempuan miskin dengan mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) dan dukungan menyeluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) kepada anggota kelompok pemberdayaan yang terdiri dari kepala rumah tangga perempuan miskin.
Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Studi Fenomenologi Pada Pondok Pesantren “Ribathi” Miftahul Ulum) Moch. Fuad Nasvian; Bambang Dwi Prasetyo; Darsono Wisadirana
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 16 No. 4 (2013)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.639 KB)

Abstract

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah ada sejak masa awal Bangsa Indonesia. Pesantren merupakan merupakan tempat dimana ilmu agama Islam dan budaya asli Indonesia disandingkan dan disebarkan, namun keberadaan mereka saat ini banyak dituding sebagai sumber dari terorisme, khususnya pasca serangan World Trade Center New York 2011 lalu. Keberadaan pesantren sendiri tidak lepas dari sosok seorang Kyai sebagai sumber penyampai ilmu khususnya agama Islam, dan sebagai tokoh masyarakat yang dituakan. Penempatan posisi Kyai dalam pondok pesantren saat ini tidak lepas dari komunikasi yang dilakukan beliau terhadap santri, dimana dengan segala keterbatasannya, Kyai harus mampu tetap menjadi pengayom santri dan pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun, memahami dan menganalisis model komunikasi Kyai dengan santri, khususnya pada konteks Pondok Pesantren “Ribathi” Miftahul Ulum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang memperkaya pemikiran dan data mengenai komunikasi dari perspektif budaya timur. Penelitian ini diharapkan menjadi bagian dari upaya kontekstualisasi agama Islam yang relevansinya dianggap minim dalam kehidupan saat ini. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan metode fenomenologi, yang didukung dengan teknik pengumpulan data dengan pengamatan pemeranserta. Fenomenologi digunakan untuk memahami bagaimana seseorang mengalami dan memberi makna pada sebuah pengalaman. Jadi merupakan riset terhadap dunia kehidupan orang-orang, pengalaman subjektif mereka terhadap kehidupan pribadi sehari-hari. Jadi kebenaran murni berasal dari statement obyek penelitian. Hasil penelitian ini berupa konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum terbentuk dari interaksi tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang mampu menyambungkan komunikasi Kyai dengan santri. Model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh konsep Akhlak, Status Kyai dan Kharisma Kyai. Pendidikan akhlak merupakan cara Kyai untuk membentuk konteks komunikasi dalam pondok, yang akan memudahkan manajemen juga transfer ilmu dalam kegiatan pesantren. Sedangkan status dan kharisma Kyai merupakan faktor penambah legitimasi komunikator dalam konteks pondok pesantren. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum, Kecamatan Dampit Malang, mengenai Model Komunikasi Kyai dan Santri, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum terbentuk dari intensitas interaksi yang tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang mampu menyambungkan pesan Kyai kepada santri baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kata kunci: Komunikasi, Pondok Pesantren, Ribathi Miftahul Ulum, Kyai, Santri, Fenomenologi
Analisis Determinan Kemiskinan di Jawa Timur Junaidi Zamhari; Darsono Wisadirana; Sanggar Kanto
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 18 No. 1 (2015)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.658 KB) | DOI: 10.21776/ub.wacana.2015.018.01.5

Abstract

Kemiskinan merupakan isu yang selalu menarik untuk dibahas, karena hampir tidak ada satu negara di dunia ini yang terbebas dari masalah kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kemiskinan serta melihat pengaruhnya terhadap kemiskinan di Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Jawa Timur tahun 2013, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah Generalized Structured Component Analysis (GSCA). Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik individu rumah tangga, karakteristik komunitas rumah tangga dan karakteristik wilayah rumah tangga berpengaruh terhadap kemiskinan di Jawa Timur. Berdasarkan indikator terkuat maka determinan kemiskinan yang secara signifikan memberikan pengaruh terbesar terhadap kemiskinan di Jawa Timur adalah jumlah anggota keluarga, fasilitas telekomunikasi dan status wilayah rumah tangga. Merujuk pada hasil analisis tersebut maka program penanggulangan kemiskinan harus dikaitkan dengan determinan kemiskinan agar menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan untuk membuat kebijakan utama penanggulangan kemiskinan dengan memprioritaskan pada program pengendalian laju pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur dan pembangunan wilayah pedesaan.Kata Kunci : Determinan Kemiskinan, GSCA, Rumah Tangga