Litera : Jurnal Bahasa dan Sastra
Vol. 5 No. 2 (2019): LITERA : Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra

GAYA BAHASA DAN REFERENSIAL DALAM PUISI ‘DOA YANG DITUKAR’ KARYA FADLI ZON

Ni Wayan Mekarini (Unknown)



Article Info

Publish Date
18 Nov 2019

Abstract

ABSTRAKPuisi berjudul 'Doa yang Ditukar' (Doa dipertukarkan) menjadi kontroversial di bulankedua tahun 2019. Beberapa komentar mengemuka yang sebagian besar dari merekamenyalahkan penulis. Dalam puisi ini, Fadli Zon, penulis memilih gaya bahasa informal.Tampaknya tetap pada tujuannya agar dapat diakses dengan mudah oleh setiap penutur asliBahasa Indonesia. Gaya ini tidak perlu pengetahuan ekstra dari pembaca untukmemahaminya karena menggunakan kata-kata umum. Penulis menggunakan media sosialuntuk mendukung karya ini yang tersebar luas sekaligus. Dalam hal pilihan kata, puisi diisidengan ekspresi emosional di balik doa suci yang dinyatakan di awal. Pada bait pertama,emosi dilakukan dalam struktur kalimat dengan strategi garis depan. Dalam strategi ini iamembangun Non-Subjek Fokus bukan Subjek Fokus. Dalam bait berikutnya, pergeseranmuncul pada pilihan kata daripada posisi struktural seperti yang terlihat sebelumnya.Serangkaian kata-kata positif muncul dalam jumlah yang lebih kecil daripada konotasinegatif yang terjadi. Secara referensi, penyair memilih kombinasi sistem referensiendophoria dan exophoria. Pada awalnya, penyair menggunakan referensi kataforis dandiikuti dengan sistem anaforis. Dalam bait penutup, itu adalah sistem referensi exophoria dimana pembaca membutuhkan pengetahuan yang baik untuk menemukan anteseden.Untungnya, exophoric ini tidak memaksa pembaca seperti teks lainnya, karena latarbelakangnya sudah dipublikasikan di stasiun TV atau media sosial.Kata kunci: puisi, gaya Bahasa, kata-kata umum, referensiABSTRACTThe poem entitled ‘Doa yang Ditukar’ (Prayers are exchanged) become controversialin the second month of 2019. Some comments raised which most of them blamed the writer.In this poem, Fadli Zon, the writer chooses informal language style. It seems fixed to his goalto be accessed easily by every native speaker of Bahasa Indonesia. This style need not extraknowledge from the reader to understand it since it uses common words. The writer usedsocial media to supports this piece of work spread widely at once. In terms of word choices,the poem is filled with emotional expression behind the sacred prayer which is stated at thevery beginning. At the first couplet, the emotion was carried out in the structure of thesentence with the fronting strategy. In this strategy it built the Non-Subjects Focused insteadof Subject Focused. In the next couplet, a shift appeared to the word’s choice rather thanstructural position as seen before. A series of positive words come up in smaller number thannegative connotations occurred. Referentially, the poet chooses combination of endophoriaand exophoria reference system. In the beginning, the poet used cataphoric reference andfollowed with anaphorical system. In the closing couplet, it is exophoria reference systemwhere the reader needs a good knowledge to find the antecedent. Luckily, this exophoric did  not force the reader much as the other text, since the background is already published on TVstation or social media.Key words: poem, language style, common words, reference

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

litera

Publisher

Subject

Education Languange, Linguistic, Communication & Media Other

Description

Jurnal ini menyajikan hasil-hasil penelitian dan hasil pemikiran yang berada pada ranah bahasa dan sastra. Kajian-kajian ilmiah terdiri atas delapan artikel yang menerapkan teori mikro dan makro linguistik untuk membedah fenomena kebahasaan yang ada pada masyarakat. Peran bahasa dan sastra sangat ...