cover
Contact Name
Ni Nyoman Tri Sukarsih
Contact Email
litera@undhirabali.ac.id
Phone
+62361426450
Journal Mail Official
litera@undhirabali.ac.id
Editorial Address
Jln. Raya Padang Luwih, Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali, 80361
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Litera : Jurnal Bahasa dan Sastra
ISSN : 24426865     EISSN : 25487639     DOI : 10.36002
Core Subject : Education,
Jurnal ini menyajikan hasil-hasil penelitian dan hasil pemikiran yang berada pada ranah bahasa dan sastra. Kajian-kajian ilmiah terdiri atas delapan artikel yang menerapkan teori mikro dan makro linguistik untuk membedah fenomena kebahasaan yang ada pada masyarakat. Peran bahasa dan sastra sangat besar terhadap perkembangan dan pembangunan kebahasaan khususnya, yang diharapkan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa secara umum.
Articles 175 Documents
ENGLISH ADVERBIAL STRUCTURE I Wayan Swandana
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.29

Abstract

Tulisan ini membahas tentang adverbial bahasa Inggris. Hal ini dibahas karena ada tumpang tindih antara apa kata keterangan dan apa yang adverbial adalah. Penulis bertujuan untuk menganalisis 1) hubungan antara adverbia dan adverbial, 2) unit untuk menunjukkan fungsi adverbial, 3) struktur sintaksis adverbial dan 4) diagram pohon adverbial. Masalah-masalah ini dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Masalah dijawab oleh teori dari Quirk (1985), kecuali masalah terakhir, diagram pohon adverbial, dijawab dengan menggunakan teori Miller (1994). Dari diskusi beberapa temuandapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ditemukan bahwa kata keterangan adalah item satu kata yang memodifikasi kata kerja. Adverbia mungkin adalah kata-kata tunggal (yaitu kata keterangan) atau frase yang memberikan informasi tentang kapan, di mana, bagaimana, atau mengapa sesuatu terjadi. Kedua, unit yang menunjukkan fungsi adverbial adalah: frase adverbia, frasa nominal, frasa preposisional, klausa verba terbatas, klausa verba non-terbatas, dan klausul tak berverba. Ketiga, struktur adverbial dibagi menjadi tiga bagian; adjunct, conjunct, dan disjunct. Keempat, diagram pohon adverbial ditentukan melalui frase adverbial atau kalimat adverbial.Kata kunci: kata keterangan, adverbial, adjunct, conjunct, disjunct
ALTERNASI VERBA BAHASA INDONESIA(SUFIK -I DAN -KAN ) Iswanto Iswanto
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.30

Abstract

Setiap bahasa memiliki cara untuk menjelaskan niat yang ingin diucapkan oleh penutur mereka. Konsep linguistik kognitif pada domain sintaksis menjelaskan bagaimana alternasi terikat pada kata kerja dan bentuk obyek atau objek kausatif dan objek dasar atau objek lokatif yang juga terkait dengan konsep semantik kognitif. Jika secara teoritis diterapkan pada klausa Indonesia, maka akan terbentuk pola alternasi yang sesuai angka keselarasan batas dan objek dasar. Pada tingkat valensi terjadi perubahan jumlah transitif valensi ke intransitif. Pergantian kata kerja dalam Bahasa Indonesia dalam penelitian ini terbatas pada akhiran -i dan –kan. Kata kunci: alternasi, objek dasar, bentuk objek, lokatif, kausatif
HUBUNGAN LOGIS ANTARKLAUSA DALAM TEKS BAHASA WAIJEWA Magdalena Ngongo
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.31

Abstract

Hubungan antarklausa dalam analisis linguistik sistemik fungsional (LSF) merupakan bagian pada jenjang leksikogramatika, khususnya pada meta fungsi makna tektual. Rangkaian semantik direalisasikan oleh suatu rentetan klausa komplek (Halliday dan Matthiessen (2004: 364).Tujuan penulisan artikel ini adalah menjelaskan hubungan antarklausa  dalam teks bahasa Waijewa pada masyarakat adat Wewewa. Data hasil  observasi dengan teknik perekaman pada empat tuturan lisan ditranskrip, dan dianalisis berdasarkan Gramatika Fungsional. Data dianalisis berdasarkan metode kualitatif dan kuantitatif sederhana, dan secara khusus menerapkan metode padan.Hasil memperlihatkan bahwan huhungan logis antarklausa meliputi  parataktik dan hipotaktik. Parataktik memperlihatkan penggunanaan koordinasi konjungsi seperti mono ’dan’, baka, ’kemudian’, taka ‘tetapi’, nyakido ‘hanya saja’. Hipotaktik memperlihatkan penggunaan konjungsi subordinasi, seperti ka ‘jika’, ba ‘’bahwa’,.apabila, jika’; balenga  ‘sesudah ‘, orona ‘karena’, oleh sebab itu’, ga’ ‘agar supaya’. Hubungan logis semantik meliputi ekspansi dan proyeksi. Ekspansi meliputi elaborasi, eksistensi, dan enhansemen. Proyeksi berkenaan dengan melaporkan pendapat menggunakan proses verbal, hina-ngge, pateki da, hida-ngge, hina patekina. Untuk melaporkan ide digunakan proses mental, seperti pangeda ‘memikirkan’, palolo ‘ mengingatkan’, dan kambu ate ‘maksud hati’. Hubungan antarklausa baik segi logis sintaktik maupun logis semantik saling terkait untuk menjaga keterkaitan dan kesinambungan teks. Kata kunci: teks, hubungan  antarklausa, Waijewa, Wewewa
PREDIKAT KOMPLEKS DAN SERIALISASI VERBA BAHASA JAWA (STUDI PELESTARIAN BAHASA DAERAH MELALUI KAJIAN TATA BAHASA LEKSIKAL-FUNGSIONAL) Rofiatul Hima
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.32

Abstract

Penelitian yang berjudul Complex Predikat dan Verba Sserialisasi dalam Bahasa Jawa: Sebuah Analisis Leksikal-Fungsional dilakukan untuk menjelaskanbeberapa fenomena linguistik, seperti; (1) struktur predikat kompleks dan verba serialisasi; (2) jenis verba yang dapat diserialisasikan; dan (3) karakteristik hubungan kerja dalam predikat kompleks. Teori yang relevan untuk diterapkan karena fenomena linguistik tersebut adalah Leksikal Fungsional Grammar Teori (LFG). Bresnan (2001) dan Kaplan (1995) dengan prinsip bahwa teori itu generatif non-transformasional, dan leksikon sebagai dasar dari teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki dialek verba sederhana dan kata kerja yang kompleks. Kata kerja yang kompleks mengacu pada predikat kompleks dan kata kerja serialisasi untuk membangun predikat kompleks bahasa Jawa adalah melalui kombinasi dari dua kata kerja. Dalam penelitian ini masing-masing kata kerja dikenal sebagai PRED1 Dan PRED2 hubungan kedua jenis klausa utama dan sub klausa(matriks dan butir) dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa PRED1 adalah argumen dari PRED2 sementara di verba-serialisasi konstruksi PRED1 dan PRED2 memiliki hubungan dekat. Ini berarti bahwa tidak ada penanda sebagai pola gramatical konstruksi konstituen lainnya dalam serialisasi yang ditemukan di Bahasa Jawa: (1) PRED1 transitif dan PRED2 transitif; (2) PRED1 transitif dan intransitif PRED2; (3) PRED1 intransitif dan transitif PRED2; dan (4) PRED1 intransitif dan transitif PRED2. Kata-kata kunci: predikat kompleks, verba-serialisai, argumen, klausa utama, sub klausa
PERANAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI DALAM PENCARIAN MAKNA VERBA BAHASA BALI “RASA PADA ANGGOTA TUBUH” Ni Nyoman Tri Sukarsih; Ni Made Diana Erfiani
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.33

Abstract

Verba Bahasa Bali ‘merasakan’ dapat diekspresikan dengan beberapa jenis leksikon yang memiliki medan makna yang sama yaitu rasa sakit pada anggota tubuh.  Melalui pendekatan MSA (Metabahasa Semantik Alami) dapat diungkap bahwa masing-masing leksikon memiliki makna yang berbeda meskipun  berada pada medan makna yang sama. Hal ini terjadi karena ciri semantik setiap leksikon bisa digambarkan melalui telaah mendalam metabahasa yaitu dengan mengungkap ciri makna asalinya sehingga perbedaan makna yang halus sekalipun bisa dipetakan. Teori NSM (Natural Semantic Metalanguage) mampu membedah sehingga menghasilkan analisis yang mendekati postulat ilmu semantik, yakni satu bentuk untuk satu makna dan satu makna diungkap satu butir leksikon.Kata kunci: Verba Merasakan, Makna Asal 
FOREIGNERS’ OBSTACLES IN LEARNING INDONESIAN REDUPLICATION (A CONSTRASTIVE ANALYSIS OF INDONESIAN AND ENGLISH REDUPLICATION) Ni Putu Sri Eka Carniasih
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.34

Abstract

Banyak orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Motivasi belajar Bahasa Indonesia adalah ekonomi, pendidikan, prestise dll (Jendra, 2007). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia hampir semua orang asing memiliki kesulitan dalam mengekspresikan reduplikasi. Penyebab utama dari fenomena ini adalah bahwa beberapa reduplikasi Indonesia tidak ada dalam bahasa Inggris, misalnya reduplikasi parsial. Reduplikasi parsial adalah pengulangan kata sebagian seperti laki (man) menjadi lelaki (adult man).Untuk mengetahui hambatan dari orang asing dalam mengekspresikan Reduplikasi Indonesia, digunakan analisis kontrastif reduplikasi antara Indonesia dan Inggris. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa reduplikasi bahasa Inggris memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan reduplikasi Indonesia. Bahasa Inggris dan Indonesia telah sepenuhnya reduplikasi dan sepenuhnya reduplikasi dengan perubahan fonem. Namun, mereka reduplikasi bahasa Inggris digunakan secara informal. Reduplikasi Indonesia, sementara itu, yang digunakan baik situasi formal maupun informal. Sejak reduplikasi dalam bahasa Inggris sangat terbatas, Indonesia memiliki lebih reduplikasi selain bahasa Inggris. Para reduplikasi Indonesia termasuk sepenuhnya reduplikasi, sepenuhnya reduplikasi dengan perubahan fonem, reduplikasi parsial dan reduplikasi semantik. Selain itu, bahasa Inggris tidak ada afiks dalam reduplikasi bahasa Inggris. Di Indonesia, sementara itu, ada afiks dalam reduplikasi nya.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang asing akan lebih mudah untuk mempelajari kesamaan reduplikasi. Pada terbalik, orang asing akan lebih sulit untuk belajar reduplikasi Indonesia yang berbeda dengan reduplikasi bahasa Inggris. Oleh karena itu, metode yang direkomendasikan untuk mengajar reduplikasi Indonesia untuk pelajar dewasa pemula adalah CTL. Metode ini dipilih karena metode ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui makna reduplikasi dari konteks dan menerapkan reduplikasi komunikatif berdasarkan konteks. Strategi pengajaran yang digunakan untuk menerapkan CTL adalah analisis, diskusi dan praktek.
MAKNA RELIGIUS DALAM KIDUNG DOU SANDIKGUYUB TUTUR BIAK NUMFOR, PAPUA: KAJIAN RELIGIO-LINGUISTIK Hugo Warami
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.35

Abstract

Masyarakat penutur Biak Numfor merupakan salah satu komunitas masyarakat yang menggunakan varian bahasa yang sama dengan aparat sosial-budaya dan juga membedakan fitur-fitur yang ada dalam menghadapi realitas kehidupan setiap hari serta metode yang sama yang ditetapkan dan norma dalam bentuk bahasa. Arti yang terkandung dalam ekspresi bahasa ada dalam kehidupan manusia, karena dalam bahasa prinsipnya digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam meletakkan terbuka arti mewakili nilai kehidupan. Sebuah proyek yang berdarakan pemahaman religius,mengacu pada kualitas keagamaan seseorang atau masyarakat penutur yang mengatakan agama sebagai lembaga pengajaran. Makna agama di Dou Sandik dalam Lagu GTBN terdiri dari: (1) makna keberadaan Tuhan, (2) makna suci, (3) makna doa, dan (4) makna keselamatan.Kata kunci: makna, religius, dan Kidung Dou Sandik
LINGUISTIK FORENSIK: SEBUAH TINJAUAN BAHASA DALAM RANAH HUKUM Yohanes Kristianto
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.36

Abstract

          Tegaknya hukum di negeri ini tercermin jelas tidak hanya dari perilaku para elit politik tetapi juga dari masyarakatnya. Kasus pelanggaran hukum mulai kasus pencurian sandal jepit hingga korupsi yang bersifat gotong royong sudah sangat akrab bahkan menjadi hal yang biasa layaknya sebuah tontonan di pasar seni. Berhasil tidaknya penanganan kasus pelanggaran hukum di negeri ini berkorelasi dengan aspek kognitif dan psikologis para penegak hukum.            Bahasa sebagai salah satu aspek kognitif dalam diri manusia tidak dapat dilepaskan dari konspirasi para pelanggar hukum maupun para penegak hukumnya. Di sinilah peran ahli bahasa (linguis) menyumbangkan pemikiran dalam menganalisis aspek-aspek kebahasaan dalam konteks penanganan kasus-kasus pelanggaran hukum. Para linguis hendaknya tidak terlena dengan rimba kebahasaannya saja, tetapi juga menyumbangkan pemikiran analisis kebahasaannya dalam kasus-kasus hukum mengingat segala peristiwa komunikasi dari pelanggaran hingga penanganan dan keputusan hukum terhadap pelanggarannya tidak dapat dilepaskan dari aspek kebahasaan baik lisan maupun tulisan. Inilah keterkaitan bahasa dan hukum.            Jadi, sudah selayaknyalah jika para linguis merambah ranah hukum dengan analisis kebahasaannya. Metode linguistik kiranya dapat membedah segala aspek kebahasaan dalam setiap peristiwa pelanggaran maupun penanganan hingga keputusan hukumnya. Untuk itu, dalam artikel ini penulis mencoba merangsang para linguis atau pemerhati maupun penggiat bahasa untuk mendiskusikan perihal linguistik forensik. Istilah linguistik forensik merujuk pada pengertian kajian ilmu bahasa dalam ranah hukum.Kata kunci: linguis, linguistik forensik, ranah hukum
Communication and Listening Skills Edward Chen
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2015): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v1i1.92

Abstract

Communication is any feelings to another. Com Kresheck, and Nicolosi, with mentees. This sect listening and communic When establishing a meenvironment. This can bmentors to control the frevealed. For example, likely respond by revealthe mentee does not resmentee feel more comfomentoring relationship.
PEMBELAJARAN SIMPLE PAST TENSE MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS X AKOMODASI PERHOTELAN 4 DI SMK NEGERI 4 DENPASAR Sherly Lusiana Boru Simorangkir; I Ketut Artawa; I Wayan Pastika
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2016): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v2i2.194

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penggunaan teknik bermain perandalam meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Inggris khususnya pada penggunaansimple past tense pada kelas X Akomodasi Perhotelan 4 di SMK Negeri 4 Denpasar. Teori-teoriyang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini yaitu teori tentang pengajaranketerampilan berbicara oleh Richard (2008) dan teori tentang pengajaran tata bahasa olehWilliams (2005). Sebelum dilaksanakan pembelajaran, tes awal diberikan untuk mengetahuikemampuan awal siswa sehingga nilai yang diperoleh dapat dibandingkan dengan siklusberikutnya setelah diberikan pembelajaran. Hasil dari data kuantitatif menunjukkan bahwapenggunaan teknik bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggrissiswa di SMK Negeri 4 Denpasar. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh oleh siswa padasaat diberikan tes dan terjadi peningkatan selama teknik bermain peran diterapkan. Aspek darikemampuan berbicara yang dijadikan tolok ukur pada penilitian ini yaitu, kosakata, pelafalan,tata bahasa, kelancaran, dan pemahaman.Kata kunci : Keterampilan berbicara, teknik bermain peran, simple past tenseABSTRACTThis research aimed at finding out how far the use of role play technique could help the students‟of SMK Negeri 4 Denpasar on grade X Hospitality Accommodation to improve their speakingability especially in using simple past tense. Some theoretical frameworks are used in thisresearch, such as the theory of teaching speaking by Richard (2008) and theory of teachinggrammar by Williams (2005). Before the treatment was carried, pre-test was conducted in orderto know the students‟ basic ability, so that the achievement can be compared with the next circlesafter the treatment was given. The result of quantitative data showed that the use of role playtechnique could improve the speaking ability of students of SMK Negeri 4 Denpasar. It can beseen from the result of the students‟ achievement tests which increased continuously during theapplication of role play technique. Those speaking aspects which were used as indicator arevocabulary, pronunciation, grammar, fluency, and comprehension.Key words : speaking ability, role play technique, simple past tense

Page 1 of 18 | Total Record : 175