Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) melibatkan aspek lain yang perlu diperhatikan, seperti keselamatan dan kesehatan kerja. Di Indonesia, tingkat kecelakaan kerja menjadi perhatian serius. Menurut International Labor Organization (ILO), Indonesia menempati peringkat ke-52 dari 53 negara dengan tingkat pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang rendah. Hal ini mencerminkan bahwa aspek K3 di Indonesia masih memiliki kinerja yang kurang memuaskan. Keterbatasan pemahaman karyawan terhadap pentingnya K3, bersama dengan kurangnya sosialisasi mengenai penggunaan peralatan kerja, juga ikut berkontribusi dalam kondisi ini. Sebagian besar kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia (human error). Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan melibatkan 51 orang yang bekerja di unit airside Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel non-probabilitas. Dalam proses pengumpulan data, responden diberi kuesioner dan diwawancarai oleh unit keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengenai kinerja karyawan. Koefisien determinasi, uji validitas dan reliabilitas, regresi linier berganda, uji t (parsial), dan uji F (simultan) digunakan untuk menganalisis data. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial, analisis variabel keselamatan kerja (X1) memiliki signifikansi sebesar 0,04 0,05.Demikian juga pada variabel keselamatan kerja (X2) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05.Secara simultan, seluruh variabel bebas menunjukkan pengaruh terhadap kinerja karyawan di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Bahwa uji F menyatakan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 .Koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar 54,8%, yang berarti Keselamatan dan Kesehatan Kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan sisanya sebesar 45,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Copyrights © 2024