Saat menggendong, banyak kelompok otot yang tegang, terutama kelompok otot yang menopang tulang belakang yang berfungsi untuk menjaga postur, koordinasi, dan keseimbangan. Cara menggendong bayi meliputi posisi menggendong M-Shape (front carry) dan J-Shape (hip carry). Dampak menggendong dalam waktu yang lama menimbulkan keluhan nyeri dan sakit dibagian tubuh seperti bahu, punggung, pinggang dan kaki. Neuropati perifer dapat terjadi pada lokasi saraf yang mudah terkompresi akibat adanya tekanan karena inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara posisi menggendong anak dengan resiko terjadinya nyeri neuropatik pada ibu akibat lama menggendong. di Posyandu Kecamatan Lowokwaru. Metode yang digunakan adalah observasi analitik, menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian berlokasi di Posyandu Kecamatan Lowokwaru dengan sampel pada penelitian ini yaitu ibu dengan anak 0-36 bulan yang datang ke Posyandu Kecamatan Lowokwaru. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan sebanyak 38 sampel. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner Douleur Neuropathique en 4 Question (DN4). Dengan menggunakan uji Chi-Square untuk menganalisa data yang telah didapatkan. Hasil penelitian ini yaitu total responden 38 ibu menggendong, hasil kuesioner DN4 yaitu 7 ibu mengalami nyeri neuropati sedangkan 31 ibu mengalami nyeri nosiseptif. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Chi-Square nilai yang dihasilkan yaitu 0.445 (p value >0.05). Dari hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara posisi menggendong anak terhadap resiko nyeri neuropati pada ibu akibat lama menggendong. Tidak adanya hubungan diantara variabel yang kami teliti dimungkinkan karena terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kejadian neuropati perifer seperti berat badan, usia anak, dan lama menggendong.
Copyrights © 2024