Perkembangan era digital tentu mempengaruhi pelayanan gereja. Bagaimana menjalankan pelayanan gereja di era digital ini? Refleksi tentang gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 menjadi dasar reflektif untuk menjalankan pelayanan masa kini secara digital dengan memakai konsep serupa. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan penjabaran mengenai pelaksanaan pelayanan gereja di era digital dengan konsep dan nilai religius dari jemaat mula-mula. Penulis memakai metode kualitatif deskriptif melalui studi hermeneutik dan mengumpulkan berbagai data dari sumber buku-buku di perpustakaan, data-data Alkitab, dan berbagai referensi jurnal untuk mendukung pembahasan. Kesimpulannya pelayanan gereja dapat dilakukan secara hybrid yang mencakup konsep pembaptisan, pengajaran, persekutuan, perjamuan, doa, pelayanan mukjizat dan misi. Semua pelayanan ini harus konsisten dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai ketekunan, tulus berbagi, kepekaan sosial, dan kesehatian. Pelayanan gereja secara digital yang dapat dilakukan antara lain: ibadah live streaming, reels saat teduh, kunjungan online, pendalaman Alkitab secara online, penginjilan melalui status media sosial, melaksanakan kegiatan podcast, persekutuan doa via berbagai platform online (zoom, google meet, Whatsapp, dll).
Copyrights © 2024