Konflik peran gender pada laki-laki menuntut laki-laki menjadi tangguh, unggul, dan pantang menangis sehingga laki-laki fokus mengejar kesuksesan, mengutamakan kekuasaan, membatasi emosi, dan memiliki konflik antara kegiatannya dengan hubungan keluarga. Hal tersebut kemudian memunculkan stress dan Toxic Masculinity pada laki-laki dikarenakan konsep maskulinitas yang negatif dalam masyarakat. Dibutuhkan strategi koping yang efektif untuk dapat menangani masalah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konflik peran gender laki-laki dewasa terhadap strategi koping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan teknik accidental sampling dengan 385 responden mahasiswa laki-laki usia 18-25 tahun. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner skala Gender Role Conflict Scale I (GRCS-1) dan The Ways of Coping Questionare (WCQ) untuk mengukur skala konflik peran gender dan strategi koping. Hasil analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana (p < 0.05) menunjukkan bahwa konflik peran gender laki-laki dewasa berpengaruh sebesar 10.7 % terhadap strategi koping dengan nilai signifikansi 0.000.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023