Remaja perempuan sangat sensitif pada persoalan pelecehan seksual, pelecehan seksual terjadi bukan hanya melalui kontak fisik, tetapi juga dapat terjadi secara verbal (catcalling). Dampak yang tidak menyenangkan bagi korban catcalling yaitu menimbulkan gejala kecemasan sosial. Gejala kecemasan social yang timbul pada remaja perempuan adalah keringat yang berlebihan, detak jantung yang berdebar-debar, gelisah, tidak berani/sedikit melakukan kontak mata, menolak interaksi social, cara berbicara tidak lancar,dan bingung. Kecemasan sosial remaja perempuan timbul karena merasa dirinya dilihat dan dievaluasi oleh orang lain secara berlebihan Karena adanya permasalahan tersebut pada remaja perempuan di Desa Kadubungbang, maka peneliti tertarik untuk meneiliti tentang kecemasan social korban catcalling pada remaja perempuan di Desa Kadubungbang Pandeglang Banten. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatiatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan sementara(conclusion). Dari analisis data yang ditemukan, bentuk-bentuk kecemasan sosial korban catcalling pada remaja perempuan (14-17 tahun) di Desa Kadubungbang meliputi: cemas dalam menghadapi situasi sosial, kesulitan berkomunikasi/ berinteraksi dengan orang lain, dan tidak memiliki rasa percaya diri. Penyebab kecemasan sosial korban catcalling pada remaja perempuan (14-17 tahun) di Desa Kadubungbang meliputi: fokus perhatian, cara berpikir, dan konteks evaluasi Dan untuk mengatasi kecemasan sosial korban catcalling pada remaja perempuan lakukan adalah bercerita dan meminta nasehat kepada orang tua/guru dan teman sebaya, selalu berdekatan dengan orang yang aman atau berada ditempat yang aman, menggunakan pakaian yang tidak mencolok, berusaha untuk tidak mendengar perkataan negative dari orang lain.
Copyrights © 2023