Jurnal Riset Akuakultur
Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023)

APLIKASI MADU HUTAN TERHADAP MASKULINISASI, PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP DARI LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Nursanti Abdullah (Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun.)
M Irfan (Unknown)
Yuliana Yuliana (Unknown)
Riyadi Subur (Unknown)
Waode Munaeni (Unknown)



Article Info

Publish Date
11 Jan 2024

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai kemampuan tinggi dalam bereproduksi, sehingga sulit untuk mencegah inbreeding yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan. Salah satu alternatifnya adalah dengan maskulinisasi atau budidaya ikan monoseks dengan satu jenis kelamin saja. Madu memiliki kandungan chrysin dan kalsium yang berperan dalam maskulinisasi. Tujuan dari riset ini idalah mengevaluasi penggunaan madu hutan dari Desa Pohea melalui perendaman dengan tiga level dosis yang berbeda terhadap persentase jantan, pertumbuhan mutlak serta kelangsungan hidup dari larva ikan nila. Ikan uji pada penelitian ini merupakan larva dari ikan nila umur 7 hari, dengan panjang 4,01±0,03 mm. Metode pemberian madu melalui perendaman selama 24 jam. Perlakuan terdiri dari tiga dosis madu yang berbeda yaitu dosis 1% (A), 1,5% (B), dan 2% (C), sedangkan kontrol tanpa perendaman madu (D). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian madu hutan secara signifikan (P<0,05) memberikan persentase jantan yang lebih tinngi dibandingkan dengan kontrol. Pertumbuhan mutlak pada larva yang diberikan dosis madu 2% (C) signifikan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) dibandingkan dengan tanpa pemberian madu atau kontrol (D). Kelangsungan hidup larva menunjukkan bahwa pemberian madu mampu memberikan kelangsungan hidup yang signifikan lebih tinggi atau berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan tanpa pemberian madu  atau kontrol (D). Dosis terbaik yang mampu meningkatkan persentase jantan, pertumbuhan mutlak, dan kelangsungan hidup adalah perlakuan dengan dosis 2% (C).Tilapia (Oreochromis niloticus) has a high reproductive ability leading to difficulty in preventing inbreeding which causes slow growth. Suppressing the effects of this trait can be done through masculinization or "monosex fish farming”. Honey contains chrysin and calcium, which play a role in masculinization. This study set out to assess the effects of forest honey, administered in varying doses via immersion method, on the survival rate, growth rate, and percentage of male tilapia larvae. The fish used in this study were tilapia larvae at 7 days old, with an average length of 4.01±0.02 mm. The method of giving honey was through immersion for 24 h. The treatment consisted of three different doses, namely 1% (A), 1,5% (B), and 2% (C), while the control was without honey (D). The findings of this study revealed that providing forest honey significantly (P<0,05) increased the percentage of males compared to the control. The absolute growth of larvae given a dose of 2% honey (C) was significantly different (P<0,05) from the control (D). The survival rate of larvae revealed that honey treatment provided significant (P<0,05) benefits over the control (D). The best dose that was able to increase the percentage of males, absolute growth, and survival rate was the treatment with a dose of 2% (C). 

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

jra

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Environmental Science

Description

Jurnal Riset Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of various aquaculture disciplines include genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in ...