Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Bawang Hutan Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb. Terhadap Perubahan pH Pada Stimulasi Pertumbuhan Probiotik Secara In Vitro Munaeni, Waode; Widanarni, Widanarni; Yuhana, Munti; Setiawati, Mia; Wahyudi, Aris Tri
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.243 KB) | DOI: 10.33772/jma.v6i3.19875

Abstract

Bawang hutan Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.merupakan tanaman obat yang memiliki kandungan oligosakarida, berpotensi sebagai prebiotik yang mampu meningkatkan kesehatan usus udang vaname (Litopenaeus vannamei). Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efek dari ekstrak bawang hutan dengan konsentrasi berbeda terhadap perubahan pH media pada stimulasi pertumbuhan probiotik secara in vitro. Konsentrasi ekstrak bawang hutan terdiri dari : 10, 5, 2.5, 1.25, 0.625, 0.313, 0.156 mg/mL. Bakteri probiotik yang digunakan adalah Pseudoalteromonas piscicida 1Ub dan Bacillus sp. NP5,sedangkan bakteri enterik menggunakan Vibrio parahaemolyticus. Waktu inkubasi selama 24 jam dengan pengamatan warna dan pH media dilakukan pada jam ke-0, 14, 18, dan 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah inkubasi selama 24 jam terjadi perubahan warna dan pH media. Nilai pH pada perlakuan probiotik lebih rendah dibandingkan dengan bakteri enterik. Nilai pH pada P. piscicida 1Ub lebih rendah dibandingkan dengan Bacillus sp. NP5. Perubahan pH yang lebih rendah menandakan probiotik mampu memanfaatkan oligosakarida yang ada pada ekstrak bawang hutan.Kata kunci : Eleutherine bulbosa, oligosakarida, pH, prebiotik, probiotik. 
Uji Toksisitas dan Daya Tahan Ekstrak Bawang Hutan Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb. pada Pakan Munaeni, Waode
Jurnal Media Akuatika Vol 7, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v7i1.23603

Abstract

Bawang hutan Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb. pada organisme budidaya mampu berperan sebagai antibakteri dan imunostimulan. Namun, pemanfaatan ekstrak pada organisme budidaya perlu pengetahuan keaktifan dari senyawa ekstrak bawang hutan melalui uji toksisitas dan juga perlunya informasi uji daya tahan ekstrak pada pakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui toksisitas dari ekstrak bawang hutan dan uji daya tahan ekstrak pada pakan. Ekstraksi bawang menggunakan pelarut etanol 96%. Metode untuk uji toksisitas menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Konsentrasi ekstrak bawang hutan dibuat berseri yaitu 80 mg/mL, 40 mg/mL, 20 mg/mL, 10 mg/mL, 5 mg/mL, sedangkan kontrol tanpa ekstrak. Pakan yang digunakan untuk uji daya tahan adalah pakan yang telah diberikan ekstrak bawang hutan dosis 80 g/Kg pakan menggunakan meode coating dengan putih telur sebanyak 2% sebagai perekat kemudian direndam selama satu jam dalam wadah akuarium yang berisi air laut dan diaerasi. Selanjutnya dilakukan uji fitokimia pada pakan. Hasil uji BLST menunjukkan ekstrak bawang hutan memiliki LC50 sebesar 774 ppm. Nilai ini termasuk dalam kategori toksik. Hasil uji daya tahan pakan menunjukkan adanya perbedaan perubahan warna antara perlakuan dengan ekstrak dibandingkan dengan kontrol, sedangkan hasil identifikasi fitokimia menunjukkan masih ditemukannya senyawa flavonoid, quinon, steroid, dan triterpenoid, namun tidak ditemukan senyawa tanin. Dengan demikian, diperlukana metode yang tepat dari pemanfaatan ekstrak herbal yang diberikan melalui pakan untuk diaplikasikan oleh pembudidaya secara efektif dan juga efisien.Kata kunci: ekstrak, Eleutherine bulbosa, fitokimia, toksisitas.
Effect of Micro-encapsulated Synbiotic at Different Frequencies for Luminous Vibriosis Control in White Shrimp (Litopenaeus vannamei) WAODE MUNAENI; MUNTI YUHANA; WIDANARNI WIDANARNI
Microbiology Indonesia Vol. 8 No. 2 (2014): June 2014
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.24 KB) | DOI: 10.5454/mi.8.2.5

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effect of micro-encapsulated synbiotic application at different frequencies for luminous disease control in white shrimp (Litopenaeus vannamei). The luminous disease is caused by Vibrio harveyi. In this experiment, a synbiotic which was a combination of the probiotic Bacillus sp. NP5 RfR and the oligosaccharides from sweet potato (Ipomea batatas L.) jago variety was apllied. The synbiotic was encapsulated by spray drying method. The in vivo experiment was conducted by supplementing the shrimp’s diet with the micro-encapsulated synbiotic for 40 days. Treatments included the administration micro-encapsulated synbiotic in different frequencies i.e. once a week (A), twice a week (B), daily (C), and without micro-encapsulated synbiotic (control treatment). The control treatment consisted of positive (K+) and negative (K-) controls. After 30 days period, all of the shrimp were challenged by intramuscular injection of pathogenic V. harveyi RfR at a concentration of 106 CFU ml-1 except the negative control. The treatment C resulted in significantly higher survival rate (SR), specific growth rate (SGR), and immune responses than those of the controls, whereas the feed conversion ratio (FCR) was lower than the controls. In addition, the population of Bacillus sp. NP5 RfR and total bacterial count (TBC) in the intestines increased, whereas the population of V. harveyi RfR and the total vibrio count (TVC) were lower compared to the controls.
Usaha Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok di Kelurahan Fitu Kecamatan Ternate Selatan Maluku Utara Waode Munaeni; M. Aris; Sulfi Abdul Haji
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.901 KB)

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan budidaya ikan nila sistem bioflok dan manajemen pemasaran ikan pada pembudidaya. Kegiatan ini dilakukan pada Bulan Juni sampai September 2022, bertempat di areal sekitar Danau Ngade Kelurahan Fitu, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara. Mitra dari kegiatan ini adalah kelompok Usaha Bersama yang merupakan kelompok pembudidaya ikan nila di Danau Ngade yang masih aktif hingga saat ini. Kolam bundar yang digunakan pada kegiatan ini berukuran diameter 3. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Pelatihan dan bimbingan budidaya ikan nila sistem bioflok yang terdiri dari persiapan alat dan bahan yang digunakan, pemasangan kolam bundar, pengisian air dalam kolam dan sterilisasi, pembuatan flok, penebaran benih ikan nila, pemeliharaan, pengelolaan media air dan flok, serta panen; 2) Pelatihan dan pendampingan manajemen pakan ikan, manajemen kualitas air, manajemen hama dan penyakit ikan; 3) Pelatihan dan pendampingan pemasaran hasil produksi. Hasil dari kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembuddidaya ikan nila sehingga dapat meningkatkan produksi dan penghasilan pembudidaya di Danau Ngade.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN NILA SISTEM BIOFLOK PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA Waode Munaeni; Muhammad Aris; Ismi Musdalifah Darsan; Rusmawati Labenua; Disnawati Disnawati
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 4 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i4.797

Abstract

Intensive cultivation of tilapia at high densities causes high waste, which can result in low water quality. This will also make it easier for fish to get sick. Another problem in tilapia cultivation is the high use of feed. These problems cause low productivity in tilapia aquaculture. One solution is to cultivate tilapia using the biofloc system. The biofloc system has been shown to increase fish growth, improve water quality, and the floc that forms can be used as a feed source, reducing the need for artificial feed. The purpose of this community service activity is to provide insight regarding tilapia farming using biofloc technology and training on how to make biofloc for tilapia cultivators in fish farming groups in Lake Ngade. Activities are carried out at Fitu Village, near Lake Ngade, from June to August 2022. Activities include: 1) socialization with the aim of broadening tilapia cultivators' insights using biofloc technology; 2) hands-on training on how to make floc in buckets, flock measurement, stocking tilapia, rearing, and harvesting. The results of the socialization activities were able to pique the participants' interest and increase their knowledge, particularly those of the tilapia cultivators in Lake Ngade, about the biofloc material provided. It can be seen from the interaction between participants and resource persons regarding the material provided during socialization activities. During the training activities, cultivators follow all stages, starting from how to make flocks, measuring flocks, stocking tilapia, rearing them, and harvesting them. During rearing, the practices given are 1) feed management; 2) flock volume measurement and flock management; and 3) measurement of several water quality parameters such as pH, temperature, hardness, nitrite, and nitrate. The conclusion from this community service activity is that the socialization and training carried out can increase the participants' insights and skills, especially for tilapia cultivators using biofloc technology, starting from the method of making flocks, measuring flocks, stocking tilapia, maintenance, including feeding and measuring quality water, and harvest.
Pelatihan Budidaya Rumput Laut Sistem Jaring Kantong di Desa Tuada Kabupaten Halmahera Barat Muhammad Aris; Tamrin; Sudirto Malan; Agustinus Herlis Maholle; Waode Munaeni
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 2.1 Desember (2022): SPECIAL ISSUE
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.918 KB)

Abstract

Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan komoditas akuakultur yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengembangan budidaya rumput laut di Maluku Utara saat ini mulai berkembang. Pembudidaya rumput laut yang terdapat di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara didorong menjadi kampung budidaya rumput laut oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan manajemen budidaya rumput laut sistem teknologi jaring kantong kepada pembudidaya. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan September sampai November 2022, bertempat di Desa Tuada, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Kegiatan ini dimulai dari sosialisi inovasi kemudian dilanjutkan dengan pelatihan secara langsung kepada pembudidaya, mulai dari persiapan hingga pemeliharaan. Secara rinci, kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) sosialisasi inovasi; 2) persiapan alat dan bahan; 3) pembuatan jaring kantong; 4) pemasangan tali; 5) penyediaan bibit rumput laut; 6) pemasukan bibit dalam kantong; 7) penempatan di lokasi budididaya dan 8) pemeliharaan. Dengan dilakukannya kegiatan ini, diharapkan pembudidaya memiliki wawasan dan keterampilan untuk meningkatkan produksi rumput laut di Kabupaten Halmahera Barat.
In Vitro Phytochemical and Inhibitory Potential Test of Bawang Hutan Bulb Extract (Eleutherine palmifolia) on Vibrio harveyi WAODE MUNAENI; ARMAN PARIAKAN; LAODE BAYTUL ABIDIN; MUNTI YUHANA
Microbiology Indonesia Vol. 11 No. 3 (2017): September 2017
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.507 KB) | DOI: 10.5454/mi.11.3.1

Abstract

The objectives of this study were to analyze phytochemical content of bawang hutan bulbs extract (Eleutherine palmifolia) and to test the inhibitory potential of bawang hutan bulbs extract on the growth of Vibrio harveyi bacteria at different doses. This study was conducted in March-May 2017 in Testing Laboratory of Fisheries and Marine Science Faculty of Halu Oleo University and Laboratory of Fish Health of Aquaculture Department of Fisheries and Marine Science Faculty and Laboratory of Biopharmaca of Bogor Agricultural University. Test parameter included: (1) Phytochemical test through the method of color visualization, (2) Inhibitory potential test using two methods namely agar diffusion and co-culture. Treatment of dose consisted of positive control/K+ (Chloramphenicol 30 mg/ml), negative control/K- (Sterile Aquadest) and treatment of extract included A (20 mg/ml), B (40 mg/ml), C (60 mg/ml), D (80 mg/ml). Qualitatively, result of phytochemical test showed that bawang hutan bulbs extract contained flavonoid, tannin, saponin, quinone, steroid and triterpenoid compounds. Result of inhibitory potential test indicated that treatment D obtained the highest inhibitory potential, while the minimum inhibitory potential was found in treatment A. The best co-culture test result was also found in treatment D, in which 24 hours after co-culture was performed, no V. harveyi colonies (total bacteria of 0 CFU/mL) were found. Bawang hutan bulbs extract in this study was able to inhibit the growth of V. harveyi.
Pelatihan Aplikasi Probiotik Melalui Pakan Pada Pembudidaya Ikan Nila Di Keramba Jaring Apung Danau Ngade Waode Munaeni; Muhammad Aris; Rusmawati Labenua
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v4i2.1357

Abstract

Kelompok Pembudidaya Ikan “Usaha Bersama” merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan nila yang ada di Kelurahan Fitu menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA). Permasalahan pembudidaya adalah: rendahnya hasil produksi, pertumbuhan ikan lambat dan adanya kematian masal ikan di musim hujan, serta kurangnya pengetahuan pembudidaya. Solusi yang diberikan adalah dengan penerapan aplikasi pemberian probiotik melalui pakan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2023 bertempat di Danau Ngade, Kelurahan Fitu, Kota Ternate, Maluku Utara. Teknik pengumpulan data melalui interview kepada pembudidaya, kuesioner, dan observasi. Pelatihan mulai dari persiapan alat dan bahan yang digunakan, kultur probiotik cair, aplikasi probiotik pada pakan, dan pelatihan manajemen pakan ikan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemberian probiotik ini penting diterapkan pada budidaya ikan di KJA menurut pembudidaya. Selain itu, ada peningkatan pemahaman dan juga praktik oleh peserta terkait materi pelatihan yang diberikan, yaitu 25% untuk pre-test meningkat menjadi 96% untuk post-test. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan pembudidaya.
Identifikasi kandungan serbuk simplisia Eleutherine bulbosa dan potensinya terhadap probiotik Pro-Kj secara in-vitro untuk akuakultur Munaeni, Waode; Syazili, Aras; Disnawati, Disnawati
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 9, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/akuakultur.v9i1.191

Abstract

The use of herbal medicines and probiotics in cultivation has now been widely used and proven to be able to improve growth performance and disease resistance, such as in herbal plants from forest onions (Eleutherine bulbosa). Field applications use herbal medicines and probiotics together in feed by fermentation. However, there is no information about E. bulbosa simplicia powder and its potential if fermented together with Pro-KJ probiotics, as well as the phytochemical content and other compounds of E. bulbosa simplicia powder. This research aims to determine the phytochemical content and other compounds of the herbal medicine forest onion as well as its prebiotic potential for Pro-KJ probiotics in vitro. The parameters observed in this study were qualitative phytochemical identification using the color visualization method, proximate detection using the gravimerti method, and total bacteria detection using the Total Plate Count (TPC) method. Three levels of simplicia powder doses were tested using the Pro-KJ probiotic co-culture method, namely doses of 0.625%, 1.25%, and 2.5%, as well as control or without the addition of E. bulbosa simplicia powder. The research results showed that the phytochemical screening of simplicia powder from E. bulbosa was positive for containing flavonoids, saponins, and steroids, while other compounds such as protein were 11.33%, water content was 9.59%, ash content was 4.66%, fat content was 2.51%, and crude fiber was 1.75%. The results of the joint culture of simplicia powder with pro-KJ probiotics showed that E. bulbosa simplicia powder did not inhibit the growth of pro-KJ probiotics. The best dose that can increase the growth of Pro-KJ probiotics is 1.25%. Thus, E. bulbosa simplicia powder can be used with Pro-KJ probiotics for aquaculture organisms.
Pelatihan Pembuatan Bioflok Menggunakan Probiotik Pro-KJ untuk Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei Munaeni, Waode; Syazili, Aras; Disnawati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan budidaya udang vaname oleh mitra Koperasi Santo Alvin Pratama dilakukan dengan sistem intensif dengan kepadatan tinggi. Tetapi dengan sistem ini, terdapat permasalahan serius yang dihadapi yaitu dengan tingginya kepadatan menghasilkan akumulasi limbah yang besar, terutama senyawa nitrogen. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan inovasi atau teknologi budidaya untuk mengurangi limbah, seperti aplikasi probiotik pro-KJ untuk budidaya sistem bioflok. Dalam rangka memperkenalkan dan melatih keterampilan penggunaan probiotik, maka dilakukan pelatihan dan pendampingan pada teknisi tambak sebagai peserta pelatihan untuk membuat bioflok. Hasil dari pelatihan ini menunjukkan persentase pemahaman peserta meningkat sebesar 75% setelah dilakukan sosialisasi dan pendampingan pembuatan bioflok. Sistem bioflok memanfaatkan senyawa nitrogen dari air untuk produksi biomassa mikroba. Biomassa mikroba yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi tambahan bagi udang.