Latar belakang: Perkembangan industri pengolahan pangan di Indonesia saat ini cukup berkembang dengan cepat seiring dengan pengunaan zat tambahan pangan yang beragam jenisnya. Salah satu yang sering ditambahkan adalah bahan pengawet atau natrium benzoat. Natrium benzoat disebut juga senyawa anti mikroba, tujuan penambahan bahan ini untuk mengurangi tingkat pertumbuhan bakteri, jamur dan khamir pada makanan. Pengunaan natrium benzoat yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit lupus (Systemic Lupus Eritematous/SLE), edema (bengkak) akibat dari retensi atau karena naikknya tekanan darah,serta dapat menyebabkan kanker. Tujuan: Mengetahui kadar benzoat pada sampel makanan siap saji dan mie instan yang beredar di Kota Kediri. Metode: Titrasi Asam Basa secara Alkalimetri. Sampel yang di uji adalah pentol bakso, sarden, sosis dan berbagai merk mie yang beredar di kota Kediri. Hasil: Sampel SM 38,88 ppm, IDM 25,92 ppm, SPM 4,94 ppm, SDP 6,28 ppm, SYG 51,84 ppm,CBA 38,88 ppm, BRD 81,22 ppm, PME 29,37 ppm, MGS 58,72 ppm, BHN 27,07 ppm,Sarden 0,08 ppm, Sosis 0,08 pm, dan Pentol bakso 0,12 ppm Simpulan: Dari 14 sampel yang diuji, sebanyak 3 sampel tidak melebihi ambang batas dan 11 sampel melebihi ambang batas Standar Nasional Indonesia nomor 01-354-1994untuk Natrium benzoat sebesar 1000 mg/kg atau 1 ppm.
Copyrights © 2021