TOEFL sebagai tes Bahasa inggris yang diperuntukkan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bahasa Inggris, terutama bagi mereka yang bukan penutur asli bahasa Inggris mendorong pelajar untuk belajar lebih jauh salah satunya adalah dengan melakukan pembeljaran mandiri. Self-directed ataupun pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran di mana individu mengambil inisiatif untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri. Penenlitian ini dilakasanakan secara quantitative dan kualitatif. Secara kuantitaif dilakukan dengan memberikan Angket kepada para pelajar yang akan mengikuti test TOEFL sebanyak 30 orang dan sedang mengikuti kelas pelatihan TOEFL. Secara kualitatif adalah dengan mengadakan wawancara terhadap 6 orang partisipan yang diambil dari 3 pelajar dengan motivasi tinggi dan 3 orang pelajar dengan motivasi rendah. Data wawancara dianalisis menggunakan Analisis Tematik (Maguire & Delahunt, 2017) yang dilakukan melalui anotasi pada setiap transkrip wawancara dengan tema-tema potensial. Dari hasil angket dan wawancara yang diberikan kepada para siswa dapat disimpulkan bahwa pelajar yang memiliki motivasi tinggi cenderung akan melakukan pembelajaran secara mandiri daripada siswa dengan motivasi rendah. Hal ini dikarenakan siswa dengan motivasi tinggi biasanya telah menetapkan tujuan dan target yang akan dicapai sehingga mereka terkadang tidak merasa puas dengan apa yang hanya mereka dapatkan dari kelas pelatihan TOEFL.
Copyrights © 2024