Abalon (Haliotis asinina Linn. 1758) merupakan siput laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Budidaya abalon tropis secara monokultur menunjukkan produktivitas rendah dan disertai dengan tingginya angka mortalitas. Sistem Multi Trophic Sea Farming merupakan inovasi baru pada budidaya abalon yang diharapkan dapat mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan abalon secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi laju pertumbuhan abalon Haliotis asinina pada sistem MTSF yang diberi beberapa jenis hewan pendamping. Penelitian ini dilakukan di perairan laut Gerupuk, Lombok Selatan. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan abalon berdasarkan pertambahan ukuran panjang cangkang, bobot, dan kelangsungan hidup. Data pertumbuhan dianalisis menggunakan analisis ragam dengan pola rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan bobot badan tertinggi diperoleh pada abalon yang disandingkan dengan kakap dan makroalga yaitu 1,482 g/hari, sedangkan nilai terendah pada abalon yang disandingkan dengan kerapu bebek dan makroalga yaitu 1,014 g/hari. Sedangkan pertumbuhan panjang cangkang tertinggi diperoleh pada abalon yang disandingkan dengan lobster dan makroalga yaitu 0,358 cm/30 hari, sedangkan nilai terendah pada abalon yang disandingkan dengan kerapu bebek dan makroalga, yaitu 0,107 cm/30 hari. Kelangsungan hidup abalon mencapai 100% pada tiap perlakuan. Kata kunci: Abalon Haliotis asinina, Multi Trophic Sea Farming
Copyrights © 2015