Jurnal Sylva Scienteae
Vol 7, No 3 (2024): Jurnal Sylva Scienteae Vol 7 No 3 Edisi Juni 2024

Tingkat Kekritisan Lahan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut

M. Rizal Akbar (Fakultas Kehutanan ULM)
Syarifuddin Kadir (Unknown)
Badaruddin Badaruddin (Unknown)



Article Info

Publish Date
03 Jul 2024

Abstract

Critical land is supported by the physical condition of the soil which is prone to erosion due to excessive land use, high rainfall and steep slopes. The Amparo Kecil sub-watershed is one of the upstream parts of the Tabunio watershed which is dominated by protected and cultivated areas. This study aims to analyze the characteristics and level of criticality of land determine efforts to control the level of criticality of land in the Amparo Kecil Watershed, Tabunio Watershed, Tanah Laut Regency. The Method used was purposive sampling with observation points determined through the results of overlapping land cover maps, slope maps and soil type maps. Parameters for determining critical land in agricultural cultivation areas and protected forests in forest areas use productivity factors, land cover, slope factors, erosion factors of TBE (Erosion Hazard Level) and management factors. The results of this study obtained the criticality level of potential critical to critical. Bush land cover in the protected area function is included in the critical category, secondary forest in the protected area function are included in the critical potential category, rubber plantations in the UL 1 cultivation area function are included in the critical potential category and UL 2 rubber plantations are included in the moderately critical category. The rehabilitated with high-yielding rubber species and on steep slopes directed at terracing. Shrubs are directed for reforestation with an intercropping pattern of forest plant species and MPTS. The secondary forest rehabilitation guidelines need to enrich plant species and increase their maintenance.Lahan kritis yang didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, curah hujan yang tinggi dan keadaan lereng curam. Sub DAS Amparo Kecil merupakan salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang di dominasi oleh kawasan lindung dan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan tingkat kekritisan lahan serta menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Amparo Kecil, DAS Tabunio, Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan titik pengamatan yang ditentukan melalui hasil overlay (tumpeng tindih) peta penutupan lahan, peta kelerengan dan peta jenis tanah. Parameter penentu lahan kritis pada Kawasan budidaya pertanian dan hutan lindung dalam Kawasan hutan menggunakan faktor produktivitas, penutupan lahan, faktor kemiringan kereng, faktor erosi atau TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dan faktor manajemen. Hasil dari penelitian ini diperoleh tingkat kekritisan lahan potensial kritis hingga kritis. Pada penutupan lahan semak belukar dalam fungsi Kawasan lindung termasuk kategori kritis, hutan sekunder dalam fungsi Kawasan lindung termasuk kategori potensial kritis, perkebunan karet dalam fungsi Kawasan budidaya UL 1 termasuk kategori potensial kritis dan perkebunan karet UL 2 termasuk kategori agak kritis. Pola arahan rehabilitasi hutan dan lahan pada penutupan lahan perkebunan karet yaitu tetap dipertahankan dan direhabilitasi dengan jenis tanaman karet yang unggul dan pada kelerengan curam diarahkan membuat terasering. Semak belukar diarahkan untuk penghijauan dengan pola tumpangsari jenis tanaman hutan serta MPTS. Arahan rehabilitasi pada hutan sekunder perlu adanya pengkayaan jenis tanaman dan ditingkatkan pemeliharaannya.

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

jss

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Environmental Science

Description

Jurnal Sylva Scienteae merupakan jurnal yang mempublikasikan hasil penelitian di bidang kehutanan, meliputi Teknologi Hasil Hutan, Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, dan Konservasi Hutan. Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. Terbit pertama kali di bulan Agustus ...