Industri kopi di Indonesia, khususnya di lanskap Sumatera menyumbangkan kontribusi yang penting terhadap ekonomi nasional yang berdampak pada pertumbuhan regional. Namun, lanskap ini mengalami ancaman lingkungan dari deforestasi yang mengakibatkan kehilangan hutan primer. Ancaman deforestasi disertai dengan krisis iklim memberikan tantangan terhadap perkebunan kopi yang ada. Kajian ini melakukan analisis geospasial untuk meninjau secara komprehensif tantangan dan peluang bagi petani kecil di Sumatera dari kopi arabika (Aceh tengah) dan robusta (Tanggamus). Penelitian ini menunjukkan bahwa perkebunan kopi monokultur yang teridentifikasi di Aceh Tengah dan Tanggamus berturut-turut sebesar 23,453 ha dan 43,991 ha. Selain itu, kajian ini juga menemukan agroforestri kopi campur dengan luasan sekitar 132,569 ha di Tanggamus dan 19,450 ha di Aceh Tengah. Tanggamus dan Aceh Tengah memiliki areal kesesuaian kopi yang sangat baik. Kami juga menemukan bahwa sebesar 86% kopi yang saat ini ada di Aceh Tengah terindikasi lolos standar EUDR. Selain itu, kami juga menemukan bahwa sekitar 94% kopi robusta di Tanggamus terindikasi lolos standar EUDR sehingga dapat meningkatkan kemampuan pasar bagi petani kopi untuk pasar Eropa.
Copyrights © 2024