Kabupaten Ketapang rentan terhadap berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, abrasi, akresi, dan cuaca ekstrem. Data menunjukkan bahwa beberapa kecamatan mengalami bencana: banjir di Matan Hilir Selatan, cuaca ekstrem di Benua Kayong, gempa bumi di Kendawangan, serta abrasi dan akresi di Benua Kayong. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan, skoring, dan pembobotan dengan software GIS. Tingkat risiko bencana diklasifikasikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Banjir di Kecamatan Kendawangan mencakup risiko tinggi seluas 57.673,33 hektar dan risiko rendah seluas 47.425,49 hektar. Risiko cuaca ekstrem di Kecamatan Kendawangan meliputi 192.294,36 hektar untuk risiko tinggi dan 83.238,11 hektar untuk risiko rendah. Kecamatan Kendawangan terdampak gempa bumi dengan radius 61,25 km dan 26,6 km. Kecamatan Benua Kayong, Muara Pawan, Matan Hilir Selatan, dan Kendawangan menghadapi risiko abrasi, sedangkan risiko akresi terdapat di Kecamatan Matan Hilir Utara, Delta Pawan, Muara Pawan, Matan Hilir Selatan, dan Kendawangan. Berdasarkan overlay pemetaan, Kecamatan Kendawangan memiliki multi risiko tinggi seluas 32.040,12 hektar, risiko sedang 699.487,87 hektar, dan risiko rendah 152.231,19 hektar. Mitigasi banjir dilakukan dengan pembangunan drainase dan tanggul. Mitigasi cuaca ekstrem melibatkan pemasangan tanggul pemecah ombak dan Weather Information Display (WID). Mitigasi gempa bumi dilakukan dengan pemasangan Earthquake Warning Alert System (EWAS). Mitigasi abrasi dan akresi di pantai Tanjung Belandang, Kinjil Pesisir, Jambat, dan Dusun Sungai Tengar dilakukan dengan membangun tanggul pemecah ombak dan penanaman mangrove
Copyrights © 2024