Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

DAYA DUKUNG PULAU LEMUKUTAN UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DENGAN PENDEKATAN OSEANOGRAFI Tangkudung, Fresa Renanda; Pratiwi, Nana Novita; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.783 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.29257

Abstract

Pulau Lemukutan yang terletak di Kabupaten Bengkayang memiliki potensi wisata alam yang sangat indah dengan hamparan pasir putih di pantai dan terumbu karang yang masih terjaga menjadikan pulau tersebut sebagai daerah tujuan wisata. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menyusun zona wisata bahari melalui kajian daya dukung dengan pendekatan oseanografi. Metode yang digunakan adalah komparasi element oseanografi dengan teknik evaluasi. Kemudian untuk menyusun menyusun zonasi wisata dilakukan dengan pendekatan aktifitas dan kebutuhan fasilitas. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Pulau Lemukutan secara oseanografi layak dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari dengan berbagai aktifitas darat dan laut. Sementara pengembangan zonasi kegiatan wisata terdiri untuk kegiatan zona darat (rekreasi pantai, berjemur, dan olahraga pantai) dan zona laut (berenang, mandi, diving, snorkling, dan olahraga air). Kata kunci : daya dukung, wisata bahari, oseanografi
Pemetaan Batimetri Dengan Menggunakan Singlebeam Echosounder Untuk Optimalisasi Alur Pelayaran di Perairan Pelabuhan Sukabangun Ketapang Septiawan, Andre Kurnia; Meirany, Jasisca; Supriyadi, Asep
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 6, No 1 (2024): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v6i1.9116

Abstract

Pelabuhan Sukabangun di Kabupaten Ketapang yang terletak di daerah aliran Sungai Pawan, mengalami pendangkalan akibat perubahan lahan yang signifikan. Informasi terkini mengenai kedalaman saluran navigasi masih kurang, sehingga memerlukan survei batimetri menggunakan Singlebeam Echosounder untuk menentukan rute navigasi yang aman. Survei yang dilakukan pada 30 Agustus hingga 13 Oktober 2021 menghasilkan 1.250 catatan kedalaman dengan rata-rata kedalaman 4.811 meter. Analisis mengungkapkan dua zona di mana kapal dengan konsep lebih dari 3,5 meter tidak dapat melakukan navigasi pada saat air surut terendah karena kedalaman yang tidak memadai. Pengelolaan dan pengawasan rutin direkomendasikan untuk zona-zona ini, dan pengerukan di masa depan harus dipertimbangkan
Studi Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Marta, Angga; Supriyadi, Asep; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 3 (2023): JeLAST Edisi Agustus 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i3.78279

Abstract

Pelabuhan perikanan merupakan bagian terpenting dari sistem pemanfaatan sumber daya perikanan karena pelabuhan perikanan merupakan basis industri perikanan terutama perikanan laut yang memberikan peluang bagi investor yang ingin beraktivitas di dalamnya. Penanganan dan pengelolaan pelabuhan perikanan yang sungguh-sungguh dan optimal akan dapat menjawab tantangan pembangunan perikanan, selain untuk peningkatan produksi sebagai sumber devisa daerah dan negara, untuk peningkatan lapangan kerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif kuantitatif. Dalam menganalisis aktivitas operasional perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat dapat dilakukan secara deskriptif kuantitatif serta sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan yang artinya dalam metode penulisannya menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa. Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat terletak di Desa Penjajap, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas. Berada di muara Sungai Sambas yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan dan Natuna. Jarak pelabuhan ke Kota Singkawang sekitar 35 km dan jarak dari Pontianak adalah 177 km dengan titik koordinat 1 °-11''-51.2"Lintang Selatan dan 108 °-59''-29.2"Bujur Timur. Tingkat pendayagunaan kedalaman alur pelayaran memiliki nilai sebesar 166% yang bisa dikatakan melampaui batas optimal karena pendayagunaan fasilitas lebih dari 100%. Dermaga memiliki tingkat pendayagunaan sebesar 83%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendayagunaan panjang dermaga dikatakan kurang optimal karena kurang dari 100%. Kolam pelabuhan memiliki tingkat sebesar 130%, bahwa tingkat kolam pelabuhan melampaui batas optimal karena memiliki lebih dari 100%.
PEMETAAN MULTI RISIKO BENCANA DI KABUPATEN KETAPANG Wahyuda, Aldi; Meirany, Jasisca; Wulandari, Agustiah
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 3 (2024): JeLAST Edisi Agustus 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i3.83846

Abstract

Kabupaten Ketapang rentan terhadap berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, abrasi, akresi, dan cuaca ekstrem. Data menunjukkan bahwa beberapa kecamatan mengalami bencana: banjir di Matan Hilir Selatan, cuaca ekstrem di Benua Kayong, gempa bumi di Kendawangan, serta abrasi dan akresi di Benua Kayong. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan, skoring, dan pembobotan dengan software GIS. Tingkat risiko bencana diklasifikasikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Banjir di Kecamatan Kendawangan mencakup risiko tinggi seluas 57.673,33 hektar dan risiko rendah seluas 47.425,49 hektar. Risiko cuaca ekstrem di Kecamatan Kendawangan meliputi 192.294,36 hektar untuk risiko tinggi dan 83.238,11 hektar untuk risiko rendah. Kecamatan Kendawangan terdampak gempa bumi dengan radius 61,25 km dan 26,6 km. Kecamatan Benua Kayong, Muara Pawan, Matan Hilir Selatan, dan Kendawangan menghadapi risiko abrasi, sedangkan risiko akresi terdapat di Kecamatan Matan Hilir Utara, Delta Pawan, Muara Pawan, Matan Hilir Selatan, dan Kendawangan. Berdasarkan overlay pemetaan, Kecamatan Kendawangan memiliki multi risiko tinggi seluas 32.040,12 hektar, risiko sedang 699.487,87 hektar, dan risiko rendah 152.231,19 hektar. Mitigasi banjir dilakukan dengan pembangunan drainase dan tanggul. Mitigasi cuaca ekstrem melibatkan pemasangan tanggul pemecah ombak dan Weather Information Display (WID). Mitigasi gempa bumi dilakukan dengan pemasangan Earthquake Warning Alert System (EWAS). Mitigasi abrasi dan akresi di pantai Tanjung Belandang, Kinjil Pesisir, Jambat, dan Dusun Sungai Tengar dilakukan dengan membangun tanggul pemecah ombak dan penanaman mangrove
Indeks Bahaya dan Upaya Mitigasi Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi di Wilayah Kecamatan Teluk Pakedai Maulana, Iqbal; Meirany, Jasisca; Lestari, Arfena Deah
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 5, Number 3, November 2024 Edition
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/zl.v5i3.40364

Abstract

Coastal areas face threats from hydro-oceanographic activities and human actions, leading to disasters such as extreme waves and coastal erosion. In Indonesia, particularly in Teluk Pakedai sub-district, these issues are prominent. Effective mitigation strategies tailored to the region's characteristics are essential. This research aims to analyze extreme wave and abrasion threats in Teluk Pakedai and develop mitigation plans. Using the Indeks Ancaman Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi (GEA) method outlined in BNPB's 2012 guidelines, factors like wave height, ocean currents, beach typology, vegetation, and coastline shape will be assessed and mapped using ArcGIS. From 2018-2023, significant erosion and accretion were observed, with the highest erosion in Kuala Karang Village (16.93 Ha) and the most accretion in Tanjung Bunga Village (57.79 Ha). Seven villages face medium to high danger from these threats. Recommended mitigation strategies include mangrove planting, constructing breakwaters, establishing early warning systems, and enhancing public awareness of extreme wave and abrasion risks.
Pengukuran Garis Sempadan Pantai Berbasis ArcGIS Melalui Pemetaan Pengendalian Kawasan Pesisir Di Kota Singkawang Meirany, Jasisca; Marcelina, Marcelina; Lestari, Arfena Deah; Taufiqurrahman, Muhammad
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 12, No 4 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v12i4.86666

Abstract

Kota Singkawang merupakan kawasan pesisir dengan panjang garis pantai sepanjang 27,6 km. Salah satu kebijakan yang  perlu diimplementasikan dalam pengelolaan kawasan pantai adalah menetapkan garis sempadan pantai untuk menjaga zona aman antara infrastruktur dengan garis pantai yang selalu berubah.   Penerapan GIS diperlukan dalam pengukuran garis sempadan pantai, merumuskan kebijakan dalam melindungi ekosistem pesisir dan mengurangi risiko bencana pesisir. Metodelogi ini menggunakan perhitungan coastal hazard zone (CHZ), lebar sempadan, variasi tahunan zona yang mengalami erosi, serta pengukuran profil pantai. Hasil dari analisis ini terdapat   tipe profil pantai berlumpur, pantai dengan kawasan hutan mangrove dan pantai pasir sedikit kerikil dengan jarak pada kondisi eksisting 100 m dari bibir pantai. Nilai ketinggian muka air laut untuk pantai kerikil 2 m dan pantai berlumpur 12 m, lebar garis sempadan pantai berkisar 159,2 m   untuk pantai pasir berkerikil, pantai pesisir manggrove 121,5 m dan berlumpur 125,5 m. Ketentuan Perpres No. 51 Tahun 2016 tentang penetapan garis sempadan pantai, divalidasi dengan perhitungan kondisi pantai Kota Singkawang. Sehingga dapat dibuat   penetapan batas sempadan melalui peraturan tertulis sebagai bentuk pengendalian pemanfaatan ruang pesisir agar tidak mengalami perubahan garis pantai.
KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN SAMBAS DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANGIN Rita, Eka Berta; Lestari, Arfena Deah; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 1 (2024): JeLAST Edisi Februari 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i1.76817

Abstract

Secara umum gelombang laut merupakan gerakan permukaan air laut yang diakibat oleh adanya hembusan dari angin laut. Data yang akan digunakan untuk penelitian karakteristik gelombang adalah data angin harian 10 tahun dari tahun 2012- 2022 dengan elivasi 15 meter di atas permukaan laut. Metode (SPM). Hasil karakteristik gelombang di perairan sambas adalah Fully Developed Sea. Arah angin lebih dominan berasal dari arah barat laut pada semua musim, untuk musim utara pada bulan desember, januari, febuari, maret dan arah barat pada musim tertentu di bulan april-november.   Tinggi gelombang dan periode gelombang maksimum terjadi dari arah utara ditahun 2016 sebesar 4,74 meter, untuk periode gelombang 11,71 detik. Untuk Tinggi dan periode gelombang minimum terjadi dari arah utara di tahun 2012 dengan tinggi 0,22 meter, untuk periode gelombang 0,66 detik. Kemudian Tinggi dan periode gelombang signifikan (Ts) maksimum yang terjadi dari arah utara terjadi di tahun 2014 adalah   1.01 meter, untuk Ts 5.24 detik. Tinggi dan periode gelombang signifikan (Ts) minimum yang terjadi dari arah utara terjadi di tahun 2012 adalah 0.46 meter dengan periode gelombang signifikan 3.65 detik.
KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN SAMBAS DENGAN MEMANFAATKAN DATA ANGIN Rita, Eka Berta; Lestari, Arfena Deah; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 11, No 1 (2024): JeLAST Edisi Februari 2024
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v11i1.76460

Abstract

Secara umum gelombang laut merupakan gerakan permukaan air laut yang diakibat oleh adanya hembusan dari angin laut. Data yang akan digunakan untuk penelitian karakteristik gelombang adalah data angin harian 10 tahun dari tahun 2012- 2022 dengan elivasi 15 meter di atas permukaan laut. Metode perhitungan menggunakan Metode Shore Protection Manual (SPM). Didapatkan hasil karakteristik gelombang di perairan sambas adalah Fully Developed Sea. Arah angin lebih dominan berasal dari arah barat laut pada semua musim, untuk musim utara pada bulan desember, januari, febuari, maret dan arah barat pada musim tertentu di bulan april-november.   Tinggi gelombang dan periode gelombang maksimum terjadi dari arah utara ditahun 2016 sebesar 4,74 meter, untuk periode gelombang 11,71 detik. Untuk Tinggi dan periode gelombang minimum terjadi dari arah utara di tahun 2012 dengan tinggi 0,22 meter, untuk periode gelombang 0,66 detik. Kemudian Tinggi dan periode gelombang signifikan (Ts) maksimum yang terjadi dari arah utara terjadi di tahun 2014 adalah   1.01 meter, untuk Ts 5.24 detik. Tinggi dan periode gelombang signifikan (Ts) minimum yang terjadi dari arah utara terjadi di tahun 2012 adalah 0.46 meter dengan periode gelombang signifikan 3.65 detik.Kata Kunci : Gelombang; karakteristik gelombang; perairan sambas.
Analisis Perubahan Garis Pantai Tanjung Burung Mempawah Dengan Sistem Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Rahman, Azmul Fisandi; Meirany, Jasisca; Wulandari, Agustiah
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 6, No 2 (2024): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v6i2.10134

Abstract

Kecamatan Mempawah Hilir berada di Kabupaten Mempawah. Selama lebih dari dua puluh tahun terakhir, abrasi di pantai Tanjung Burung telah mengikis daratan di sepanjang garis pantai Kecamatan Mempawah Hilir. Oleh karena itu, perhitungan perubahan garis pantai harus dilakukan untuk mengetahui berapa jauh perubahan garis pantai dan seberapa cepat perubahan tersebut terjadi dengan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Perhitungan yang dilakukan menggunakan metode ini menunjukkan bahwa jarak perubahan garis pan tai di Tanjung Burung adalah -524,72 meter dan laju perubahan adalah -22,81 meter per tahun. Berdasarkan nilai jarak dan laju perubahan garis pantai yang terjadi di pantai Tanjung Burung, diperlukannya pengelolaan yang tepat melalui pembangunan struktur pertahanan pantai di sekitar Pantai Tanjung Burung untuk mencegah perubahan besar pada garis pantai.
KERENTANAN WILAYAH PESISIR DI DESA TANAH HITAM KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS Saputra, Wira; Lestari, Arfena Deah; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 1 (2023): JeLAST Edisi Februari 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i1.64164

Abstract

Pantai Tanah Hitam merupakan salah satu wilayah pesisir yang mengalami kerentanan wilayah pesisir. Beberapa tahun kebelakang Desa Tanah Hitam sering mengalami kerusakan pantai yang sangat parah yaitu mengalami abrasi yang cukup parah. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui parameteriyang memiliki nilai bobotopaling besar dan paling kecil dalamipenilaian nilai indeksiCVI (Coastal Vulnerability Index) di wilayah pesisirudi Desa TanahoHitamoKecamatanoPalohoKabupatenoSambas. Parameter yang digunakanidalamipenelitianiini meliputi parameter tunggang pasangisurut, tinggiigelombang, kemiringan pantai, perubahanigarisipantai, kenaikanimuka airilaut, geomorfologi (tutupanilahan) dan ketinggian permukaan tanah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kerentanan wilayah pesisir diiDesaiTanahiHitamiKecamataniPalohiKabupateniSambasidengan menggunakan metode CVI menunjukkanabahwaiDesa Tanah Hitam Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas memiliki nilai kerentanan minimum sebesar  25,35  yang termasuk dalam kategori sedang dan nilai kerentanan maksimum yang terjadi dipenghujung tahun sebesar  50,70  termasuk dalam kategori rentan.  Hasil dari nilai indeksikerentananipada setiap parameterimenunjukkanibahwa parameter yang memiliki bobotipalingitinggi pada saat kondisi maksimum yang yaitu perubahanigarisipantai, geomorfologi, ketinggianipermukaanatanah, tinggi gelombang, kenaikan muka airilaut dan kemiringan pantai sedangkaniparameter yang memiliki nilai bobot palingirendah yaitu tunggang pasang surut.