Tulisan ini berusaha mengurai posisi latar ‘lokal’ sabagai salah satu aspek determinan dalam kreativitas penciptaan film (di) Indonesia. Langkah terpenting yang dilakukan adalah dengan melakukan perbandingan dengan beberapa film di luar Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menemukan tafsiran formula film terkait posisi ‘bertutur lokal’ dalam kemasannya. Pemaknaan kembali tersebut dilakukan dengan menelusuri secara singkat kapasitas kreatornya pada serangkain film yang telah dihasilkannya. Serangkaian film-film tersebut diamati perdasarkan kekhasan film baik secara naratif maupun sinematik, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan interpretasi secara subyektif (opinion approach) sebagai cara untuk mengetahui sejauh mana posisi ‘lokal’ dijadikan pijakan dalam memberi daya tarik estetik film secara keseluruhan. Pemberian opini atas pengamatan dan komparasi film tersebut juga dilakukan untuk memberi batasan kembali (redefinisi) ‘bertutur lokal’ yang selama ini seringkali menibulkan ragam persepsi baik dikalangan kreator film maupun di kalangan pengamat dan kritiukus film. Penawaran batasan kembali atas ‘bertutur lokal’ tersebut dilakukan untuk memberikan tempat pada ‘lokal’ sebagai sesuatu yang semestinya tidak dijadikan ‘sentimen’ yang mendekatkan pada kegenitan-kegenitan formulasi, yang sama sekali tidak menyentuh subtansi film baik secara naratif maupun sinematik.
Copyrights © 2023