Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

RANCANGAN DRAMATURGI LAKON TITIK-TITIK HITAM KARYA NASJAH DJAMIN DWI WENDA AFRIYANTI; EDUARD ZEBUA; PANDU BIROWO
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 6, No 2 (2020): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v6i2.476

Abstract

Rancangan dramaturgi lakon Titik-Titik Hitam  karya Nasjah Djamin, merupakan reinterpretasi terhadap lakon realisme untuk mewujudkan nilai-nilai emosional dan pendalaman karakter dalam  mewujudkan dramatik lakon. Upaya yang dilakukan untuk mencapai intensitas dramatik lakon adalah melakukan tafsir terhadap struktur dan tekstur lakon. Rancangan diimplementasikan melalui rancangan penokohan sebagai acuan memperkuat dramatik plot pada lakon yang terbagi atas rancangan plot, penokohan, kostum dan rias.  Rancangan ini mengacu pada penggambaran artistik dan musik yang realistik disesuaikan dengan penafsiran penulis terhadap lakon aliran realisme
TEATER ‘TANPA-KATA’ DAN ‘MINIM-KATA’ DI KOTA PADANG DEKADE 90-AN DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI SENI Pandu Birowo
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 16, No 2 (2014): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.091 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v16i2.81

Abstract

‘minim-kata’ di kota Padang pada pertengahan dekade 90-an denganmenggunakan ‘pembacaan arena’ yang ditawarkan Pierre Bourdieu. Analisiseksternal atas arena dan dan analisis internal berupa tinjauan dan perbandingandramaturgi memperlihatkan bahwa kedua pertunjukan tersebut hadir untukmenggugat posisi Wisran Hadi, seorang sutradara dominan di kota Padang padadekade 90-an. Analisis internal atas dramaturgi kedua pertunjukanmemperlihatkan perbedaan yang signifikan atas aspek-aspek dramaturginya,terutama pada pusat dramaturginya, tema kontemporer dan pesanpertunjukannya, tokoh-tokoh ‘plural yang singular’ yang dihadirkannya, aktingdan gestur metaforis yang digunakannya, serta setting dan tata artistik yangprovokatif dan simbolis ketimbang lokatif. Tulisan ini juga berargumen bahwabentuk ‘tanpa-kata’ dan ‘minim-kata’ merupakan sebuah strategi pemosisianinternal dan eksternal dari kedua sutradara dalam arena teater kota Padang padadekade 90-an.
The Transition of Dramaturgy During Pandemic: From Staging to Streaming Dede Pramayoza; Pandu Birowo
Journal of Urban Society's Arts Vol 9, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v9i1.6697

Abstract

This study discusses the transition of performances dramaturgy during the Covid-19 pandemic from analog to digital formats, from live performances commonly called staging to mediated performances which can be called performance streaming. The aim of study is to understand the application of ‘dramaturgical tactics’; and the reasons. Applying the dramaturgical analysis method investigation is directed at the transformation process from the basic concept of the performance to the practice of its presentation. The research departs from the premise that a dramaturgical process, namely the pre-production, production, and presentation of performance is permanently connected by a dramaturgical awareness. The analysis was carried out: (1) the idea of streaming; (2) performance technique; and (3) the form of performance streaming. Research shows that the critical changes in dramaturgy during the pandemic were triggered by the necessity to shift the mode of performance from staging to streaming, resulting in three dramaturgical awareness about transition, namely: (1) medium: from analog to digital performance; (2) creativity: from performer to content creator; and (3) the spectatorship: from spectator to voyeur. Perubahan Dramaturgi di Masa Pandemi: Dari Pementasan ke Siaran. Artikel ini membahas perihal transisi dramaturgi pertunjukan di masa pandemi Covid-19 dari format analog ke format digital, dari moda pertunjukan langsung yang lazim dinamakan pementasan ke pertunjukan termediasi yang dapat dinamakan siaran pertunjukan. Tujuannya untuk memahami bentuk penerapan ‘siasat dramaturgi’ serta alasan di baliknya. Mengunakan metode analisis dramaturgis, berupa investigasi atas proses transformasi dari konsep dasar pertunjukan menuju praktik presentasinya, penelitian berangkat dengan premis bahwa suatu proses  dramaturgi, yakni tahap pra-produksi, produksi, dan presentasi pertunjukan selalu terhubung oleh satu kesadaran dramaturgis. Analisis dilakukan terhadap: (1) gagasan siaran pertunjukan; (2) teknik siaran pertunjukan; dan (3) bentuk siaran pertunjukan. Penelitian menunjukkan bahwa, perubahan penting dramaturgi di masa pandemi dipicu oleh suatu keharusan untuk memindahkan moda pertunjukan dari pementasan ke siaran, menghasilkan tiga kesadaran dramaturgis tentang peralihan, yakni: (1) medium: dari pementasan analog ke siaran digital; (2) kreativitas: dari penampil menjadi pembuat konten; dan (3) kepenontonan: dari spektator menjadi voyeur.
Resepsi Penonton Terhadap Pertunjukan Teater Termediasi Pandemi Produksi Teater Koma Diki Chandra; Pandu Birowo; Afrizal H
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 6, No 2 (2023): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v6i2.3777

Abstract

Artikel ini merupakan studi tentang resepsi penonton terhadap pertunjukan teater termediasi Pandemi, yang diproduksi oleh Teater Koma pada tahun 2020. Studi ini berusaha mengungkap dua pertanyaan besar, yaitu: Seperti apa Struktur dan tekstur pertunjukan teater termediasi Pandemi produksi Teater Koma, dan seperti apa resepsi penonton terhadap pertunjukan teater termediasi tersebut. Secara umum penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menitikberatkan pada pencarian makna dan interpretasi terhadap data. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ialah dari 40 orang responden yang meresepsi, sebanyak 65% responden menolak pertunjukan teater termediasi, sedangkan 35% responden menerima teater termediasi. Alasan yang paling utama dari penolakan tersebut, ialah responden merasakan pengalaman estetika yang dirasakan lebih seperti pertunjukan film dibandingkan pertunjukan teater.
KAJIAN TERHADAP PERSEPSI “BERTUTUR LOKAL” DALAM FILM (INDONESIA) Edy Suisno; Pandu Birowo; Wen Hendri
Prabung Seni: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol. 2 No. 02 (2023): Prabung Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan (Desember 2023)
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpps.v2i02.30852

Abstract

Tulisan ini berusaha mengurai posisi latar ‘lokal’ sabagai salah satu aspek determinan dalam kreativitas penciptaan film (di) Indonesia. Langkah terpenting yang dilakukan adalah dengan melakukan perbandingan dengan beberapa film di luar Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menemukan tafsiran formula film terkait posisi ‘bertutur lokal’ dalam kemasannya. Pemaknaan kembali tersebut dilakukan dengan menelusuri secara singkat kapasitas kreatornya pada serangkain film yang telah dihasilkannya. Serangkaian film-film tersebut diamati perdasarkan kekhasan film baik secara naratif maupun sinematik, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan interpretasi secara subyektif (opinion approach) sebagai cara untuk mengetahui sejauh mana posisi ‘lokal’ dijadikan pijakan dalam memberi daya tarik estetik film secara keseluruhan. Pemberian opini atas pengamatan dan komparasi film tersebut juga dilakukan untuk memberi batasan kembali (redefinisi) ‘bertutur lokal’ yang selama ini seringkali menibulkan ragam persepsi baik dikalangan kreator film maupun di kalangan pengamat dan kritiukus film. Penawaran batasan kembali atas ‘bertutur lokal’ tersebut dilakukan untuk memberikan tempat pada ‘lokal’ sebagai sesuatu yang semestinya tidak dijadikan ‘sentimen’ yang mendekatkan pada kegenitan-kegenitan formulasi, yang sama sekali tidak menyentuh subtansi film baik secara naratif maupun sinematik.
ARSITEKTUR NASKAH ABORSI KARYA EUGENE O’NEILL DENGAN GAYA REALISME DAN GENRE TRAGEDI Listiani Kiki; Pandu Birowo; Dharminta Soeryana
Jurnal Cerano Seni : Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Cerano Seni | Pengkajian dan Penciptaan Seni Pertunjukan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jcs.v2i2.27799

Abstract

Analisis naskah Aborsi karya Eugene O’Neill terjemahan Dian Ardiansyah bertujuan untuk mengetahui bahan dramatik dari naskah drama. Langkah dasar yang dilakukan penulis yaitu analisis menggunakan teori David Letwin. Metode yang dilakukan penulis dalam menganalisis naskah meliputi (1) Pemilihan naskah, (2) Studi kepustakaan, (3) Arsitektur naskah Aborsi. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Rancangan adegan terdiri dari 15 adegan dalam satu babak. Puncak klimaks terdapat pada adegan ke 12 dan 13. (2) Plot dalam adegan digerakkan oleh tokoh utama yaitu Jack Townsend. (3) Naskah ini menggunakan gaya realisme dan genre tragedi.
RANCANGAN DRAMATURGI NASKAH LAKON SAYANG ADA ORANG LAIN KARYA UTUY TATANG SONTANI Liana, Dona; Birowo, Pandu; Yuniarni, Yuniarni
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 10, No 1 (2024): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v10i1.4505

Abstract

Rancangan dramaturgi naskah Sayang Ada Orang Lain karya Utuy Tatang Sontani merupakan reinterpretasi terhadap naskah realisme untuk mewujudkan nilai-nilai emosional dan pendalaman karakter dalam mewujudkan dramatik dalam naskah. Upaya yang dilakukan untuk mencapai intensitas dramatik naskah adalah melakukan tafsir terhadap struktur dan tekstur naskah yang dikemukakan oleh Kernodle. Tafsir dikaitkan dengan aspek sosiologis dalam naskah sebagai kontribusi pemahaman lebih terhadap kehidupan politik, sosial dan ekonomi masyarakat Jawa Barat. Perancangan diimplementasikan melalui rancangan plot sebagai acuan memperkuat dramatik plot pada naskah yang terbagi atas rancangan adegan. Perancangan penokohan yang terdiri dari rancangan kostum dan rias, dan perancangan artistik yang terbagi atas rancangan setting, lighting dan musik yang realistik disesuaikan dengan penafsiran penulis terhadap naskah aliran realisme.
Mewujudkan Tokoh Sayoko dalam Naskah Sari Jeli Almond Karya Wishing Chong dengan Metode Akting Stanislavski ‘Magic If’ Fatriza, Dinda; Birowo, Pandu; Pramayoza, Dede
Creativity And Research Theatre Journal Vol 6, No 2 (2024): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v6i2.4976

Abstract

Artikel ini menguraikan tentang proses penciptaan peran dan pemeranan tokoh Sayoko dalam Naskah Sari Jeli Almond karya Wishing Chong. Sebagai suatu bentuk penciptaan dan penyajian, pemeranan tokoh Sayoko diawali dengan analisis karakter. Tokoh Sayoko adalah karakter yang memiliki kompleksitas masalah dalam kehidupannya yakni permasalahan dalam rumah tangga, yang dibayang-bayangi pula pula oleh permasalahan masa lalu. Masalah itu membuat Sayoko selalu memiliki konflik dengan suaminya, Tatsuro, yang dipertajam oleh tidak pekaan suaminya atas konflik yang juga dialaminya dengan kedua orang tuanya. Karakteristik tokoh Sayoko ini dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu; dimensi-dimensi tokoh Sayoko meliputi fisiologis, psikologis dan sosiologis, kedudukan tokoh Sayoko dalam teks, dan bentuk tokoh Sayoko. Perwujudan tokoh Sayoko dalam proses penciptaan ini menggunakan metode akting Stanislavski yaitu magic if. Magic If atau pengandaian yang ajaib harus pemeran wujudkan dengan beberapa tahapan, meliputi; observasi, imajinasi, ingatan emosi, dan mendandani tokoh.
PERANCANGAN DRAMATURGI PERTUNJUKAN LAKON SUMUR TANPA DASAR KARYA ARIFIN C. NOER DENGAN GAYA SUREALISME Riska, Opiyanda; Birowo, Pandu; Efendi, Leni
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 11, No 1 (2025): Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v11i1.5791

Abstract

Perancangan dramaturgi pertunjukan ini merupakan upaya untuk memproyeksikan lakon Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer ke dalam sebuah rancangan pertunjukan bergaya surealisme dan genre tragikomedi. Rancangan dramatik disusun sedemikian baiknya untuk membawa penonton atau pembaca seolah-olah menyaksikan kehidupan nyata seseorang yang mengalami konflik batin terhadap dirinya. Demi terwujudnya hal tersebut dilakukannya pengeditan struktur dan tekstur dari lakon Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer guna memperkuat tangga dramatik serta merancang dramaturgi pertunjukan dari lakon Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer dengan gaya surealisme. Perancangan ini menggunakan metode proses kreatif dan analisis struktur dari Kernodle agar rancangan ini menjadi akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Surealisme sebagai landasan penulis dalam proses perancangan ini demi tervisualisasikannya imajinasi-imajinasi dari tokoh utama. Hasil dari perancangan ini menunjukan bahwa: 1. Sebuah lakon yang memiliki 89 halaman dengan 4 babak dan 43 adegan di dalamnya 2. Tokoh utama yakni Jumena Martawangsa 3. Perancangan ini menggunakan gaya surealisme dan genre tragikomedi.