Sub DAS Waduk Kedungombo menghadapi berbagai masalah seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor yang disebabkan oleh alih fungsi lahan. Hal ini mengurangi kemampuan DAS dalam menjalankan fungsinya sebagai daerah tangkapan air, sehingga meningkatkan erosi di bagian hulu dan menyebabkan sedimentasi di bagian hilir, yaitu di Waduk Kedungombo. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka diperlukan analisis erosi dengan outlet Bendungan Kedungombo serta melakukan peninjauan bahaya erosinya dan melakukan arahan konservasi lahan. Analisis laju erosi yang dilakukan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) didapatkan rerata laju erosi 358,28 ton/ha/tahun atau 27,56 mm/tahun. Hasil analisis sedimen dengan menggunakan SDR Boyce 6,08% didapatkan 1.259.669,23 ton/tahun atau 1,68 mm/tahun. Hasil analisis kriteria Indeks Bahaya Erosi eksiting didapatkan kriteria rendah dengan luas 146,59 km2 (25,37% dari luasan total wilayah studi), sedang 104,65 km2 (18,11%), tinggi 157,94 km2 (27,33%), dan sangat tinggi 168,63 km2 (29,18%). Dilakukan usaha konservasi lahan secara vegetatif dapat mereduksi 42,15%, rerata laju erosi menjadi 207,28 ton/ha/tahun atau 15,94 mm/tahun dan hasil sedimen 728.762,49 ton/tahun atau 0,97 mm/tahun. Usaha konservasi mekanik dilakukan dengan merencanakan 10 titik check dan mampu mereduksi sedimen 17,81% dari kondisi eksisting menjadi 796.418,78 m3/tahun atau 1,38 mm/tahun.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024