Tulisan ini bertujuan untuk mendalami perspektif agama Katolik, terwujud dalam Ensiklik Laudato Si karya Paus Fransiskus, dan perspektif agama Islam, seperti yang tergambar dalam Teologi Lingkungan Muhammadiyah. Fokus utama adalah memahami tanggung jawab manusia sebagai penjaga dan pelestari bumi, serta mengidentifikasi langkah-langkah aplikatif dalam rangka meresponsnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian integritas terbuka dan metode kualitatif. Melalui analisis dokumen Ensiklik Laudato Si dan studi literatur terkait Teologi Lingkungan Muhammadiyah, penelitian ini mencari pemahaman mendalam terhadap gagasan-gagasan esensial dari kedua perspektif agama. Pendekatan kualitatif digunakan untuk merinci langkah-langkah aplikatif dan mencari sintesis gagasan yang dapat diterapkan dalam konteks tanggung jawab lingkungan. Analisis terhadap Laudato Si mengungkapkan pemahaman Katolik tentang tanggung jawab manusia sebagai penjaga bumi, sementara Teologi Lingkungan Muhammadiyah menyoroti perspektif Islam terhadap kebersatuan manusia dengan Allah melalui alam ciptaanNya. Hasil penelitian ini menciptakan pemahaman holistik tentang pandangan agama terhadap keberlanjutan lingkungan dan menemukan titik-titik konvergensi dan divergensi antara keduanya. Pembahasan melibatkan refleksi mendalam tentang implikasi teologis dari kedua perspektif agama terhadap praktik perlindungan lingkungan. Artikel ini juga mengeksplorasi cara mengintegrasikan dan menerapkan gagasan-gagasan ini dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ditekankan pentingnya kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menjaga dan memelihara bumi sebagai bagian dari warisan spiritual dan moral umat manusia.
Copyrights © 2023