Penelitian ini berfokus pada penguatan peran politik perempuan yang direpresentasikan dalam Tari Ladrang Mangunkung sebagai media komunikasi tradisional. Penguatan ini berkaitan dengan Sustainability Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya mengenai kesetaraan gender. Tujuan dari penelitian ini adalah menggagas kesetaraan gender sesuai dengan SDGs yang bertolak dari lokalitas tradisional. Metode yang digunakan adalah fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui in-depth-interview dengan aktor sosial yang memiliki pengalaman langsung. Data kualitatif dari interview tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik tentang significant others, looking-glass self, konsep mind-self-society, dan self-fulfilling prophecy. Tari Ladrang Mangunkung mengejawantahkan proses interaksionisme simbolik ke dalam simbol-simbol verbal, yaitu tiji tibeh dan hanebu sauyun, serta diwujudkan dalam visi filosofis Tridharma Mangkunegaran sehingga tercapai manunggaling kawula gusti. Dari hasil analisis data, Tari Ladrang Mangunkung mengajarkan bahwa kesetaraan gender dan penguatan peran politik perempuan dalam kelembagaan dapat terwujud dengan menumbuhkan rasa percaya diri pada perempuan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada. Rasa percaya diri ini perlu dipupuk dengan memberikan kapabilitas melalui akses yang memadai. Selain itu, diperlukan pula significant others yang memiliki kemampuan interpersonal untuk mendukung hal tersebut.
Copyrights © 2024