Penulisan ini mengkaji manajemen isu dan komunikasi krisis yang diimplementasikan oleh perusahaan makanan dan minuman, Danone, sebagai respons terhadap berita hoax terkait fatwa MUI yang mendakwa produk-produk mereka mendukung Israel. Berita hoaks ini menciptakan ancaman serius terhadap reputasi dan kepercayaan konsumen, mendorong perlunya strategi komunikasi krisis yang efektif. Penulisan ini melibatkan analisis mendalam terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Danone dalam menanggapi isu ini, termasuk identifikasi isu, perencanaan krisis, pembentukan tim manajemen krisis, dan implementasi komunikasi yang tepat. Fokus penelitian juga melibatkan pemahaman dampak berita pemboikotan terhadap persepsi konsumen dan respons MUI. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana perusahaan besar seperti Danone dapat mengatasi tantangan komunikasi krisis yang kompleks di era media sosial dan informasi yang cepat menyebar. Diharapkan bahwa temuan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi praktisi bisnis, pembuat kebijakan, dan peneliti yang tertarik dalam bidang manajemen isu dan komunikasi krisis, khususnya dalam konteks industri makanan dan minuman yang sensitif. Penelitian ini juga menekankan pentingnya transparansi, respons cepat, dan strategi komunikasi yang terarah sebagai elemen kunci dalam menjaga reputasi perusahaan di tengah situasi krisis yang tidak terduga.
Copyrights © 2024