Diplomasi dan negosiasi Korea Selatan dalam menangani isu Comfort Women (wanita yang menjadi korban perbudakan seksual selama Perang Dunia II) selama pemerintahan Moon Jae-in. Isu tersebut telah menjadi sumber konflik antara Korea Selatan dan Jepang, dan pemerintahan Moon Jae-in dianggap sebagai periode penting dalam mencari solusi melalui pendekatan diplomatik. Dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif, penulis meneliti kebijakan pemerintah Moon Jae-in terhadap isu tersebut, hubungan diplomatik dengan Jepang, serta proses negosiasi yang terlibat. Hasil penelitian ini mengungkap dampak positif dan tantangan yang masih dihadapi, dengan mempertimbangkan respons masyarakat dan opini publik. Kesimpulan jurnal ini mencakup pencapaian diplomasi Korea Selatan, tantangan yang dihadapi, dan implikasinya terhadap hubungan internasional, sambil memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, termasuk peran potensial masyarakat sipil dalam penyelesaian isu Comfort Women.
Copyrights © 2024