Sexual consent merupakan alat yang dibutuhkan untuk memberikan izin melakukan aktivitas seksual atau tidak melakukan sama sekali. Walaupun persetujuan melakukan hubungan seksual dianggap wajar di dalam pernikahan, jumlah kasus kekerasan seksual kerap terjadi di dalam pernikahan dengan persentase yang tinggi. Penelitian ini menerapkan pendekatan fenomenologi untuk mengeksplorasi komunikasi sexual consent pasangan dalam hubungan pernikahan. Wawancara semi-terstruktur digunakan sebagai alat pengumpulan data dan analisis data tematik menghasilkan tiga tema besar, yaitu makna hubungan seksual, bentuk komunikasi sexual consent, dan persepsi. Ketiganya membentuk dinamika bagaiaman sexual consent terbentuk, berkembang, dan diekspresikan dalam hubungan pernikahan. Rekomendasi dicantumkan untuk memperkaya penelitian dan menjadikan hasil penelitian sebagai acuan untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya sexual consent dalam hubungan pernikahan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024