Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang ditunjukan dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 masih tinggi yaitu sebesar 21,6%. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita antara lain kurangnya asupan zat gizi, pendapatan perkapita dan sanitasi lingkungan yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan protein, zink, pendapatan perkapita dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini adalah 45 balita stunting dan 45 balita tidak stunting, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, pengisian lembar observasi dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dan apabila syarat uji Chi Square tidak terpenuhi maka menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan signifikan antara tingkat kecukupan zink (p-value=0,003; OR=4,054), dan sanitasi lingkungan (p-value =0,001; OR=5,678) dengan kejadian stunting pada balita. Sedangkan tingkat kecukupan protein (p-value = 0,198) dan pendapatan perkapita (p-value = 0,138) tidak berhubungan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan zink dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting.
Copyrights © 2023