Ibadah dalam agama apapun selalu dinyatakan dalam bentuk pertemuan umat pada tempat ibadah tertentu. Demikian juga agama Kristen memiliki kebiasaan pertemuan ibadah semenjak gereja awal. Namun pandemi Covid-19 merubah segalanya. Sejarah mencatat, manusia dilarang berkumpul untuk mencegah tersebarnya wabah penyakit tersebut. Pemerintah memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat dan menghimbau pertemuan ibadah dialihkan secara online. Ibadah hanya diikuti melalui siaran youtube ataupun media sosial lainnya. Setelah berjalan lebih dari 1 tahun, metode ibadah online ini menjadi kebiasaan baru, dimana umat merasakan beberapa manfaat positifnya, yaitu kemudahan dan efisiensi waktu. Namun dampak negatifnya, yang diduga mempengaruhi ketertarikan umat untuk kembali beribadah di gereja pasca pandemi. Penelitian ini akan membuktikan dampak tersebut di kalangan kaum muda GPT. Kristus Gembala, Surabaya dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung dengan data dari kuesioner yang disebarkan ke komunitas tersebut. Hasilnya, dugaan tersebut tidak terbukti. Fasilitas ibadah online tidak mengurangi minat kaum muda untuk kembali beribadah secara onsite.
Copyrights © 2023