Hidup dalam keberagaman membutuhkan komunikasi yang mampu mendukung hubungan antar individu maupun kelompok. Terlepas dari berhasil tidaknya sebuah komunikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Artikel ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi penganut Hindu Towani Tolotang dengan Muslim di Kabupaten Sidrap yang dapat menjadi pedoman atau inspirasi bagi masyarakat yang hidup dalam keberagaman. Metode penelitian adalah kualitatif, menggunakan studi etnografi yang mendeskripsikan makna dan dan wujud unsur-unsur sosio-kultural dalam lingkungan masyarakat multikultural, dengan melakukan observasi dan wawancara secara personality interview dan in depth interview. Tempat penelitian berlokasi di Kecamatan Amparita dan Kecamatan Duapitue, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, yang juga menjadi tempat tinggal komunitas penganut Hindu Towani Tolotang. Informan penelitian dipilih melalui purposive sampling dengan memilih tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat yang beragama Hindu Towani Tolotang dan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung komunikasi tersebut masih berkaitan dengan prinsip-prinsip masyarakat suku Bugis yang turun temurun diterapkan dari generasi ke generasi. Seperti Musyawarah (Tudang Sipulung), Kebiasaan “Permisi” (Mappatabe), Saling memanusiakan, saling menghormati atau menghargai dan saling mengingatkan (Sipkatau, Sipakalebbi, Sipakainge) dan Nasihat (Pappaseng). Sedangkan faktor penghambat komunikasi berkaitan dengan minimnya tenaga pendidik yang mengajarkan agama lokal karena dengan pendidikan formal memberikan dampak kepada pengetahuan berkomunikasi, beretika dan berprilaku. Serta tidak adanya program pemerintah khusus keagamaan yang terorganisir, masyarakat akan mengalami kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai agama, etika, dan toleransi antaragama
Copyrights © 2024