Kondisi perubahan lansia pada umumnya mengalami kemunduran terutama pada fungsi kognitif. Terapi yang mampu meningkatkan fungsi kognitif lansia diantaranya berupa terapi non farmakologis yaitu terapi Puzzle. Studi kasus ini bertujuan untuk melakukan penerapan terapi puzzel pada lanjut usia dengan kemajuan fungsi kognitif lansia di Rumah Pelayanan Pucang Gading Semarang. Studi kasus ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menerapkan beberapa jurnal tentang Terapi Puzzle Wapuwan adalah sebuah permainan yang berupa potongan-potongan gambar wayang punakawan yang diacak menjadi suatu gambar yang utuh dalam waktu 20 menit selama 9x pertemuan dalam 3 minggu dengan kriteria inklusi : lansia dengan gangguan kognitif sedang (17 – 23), lansia berusia 65 – 75 dan kriteria eklusinya : lansia yang mengalami amnesia, lansia dengan gangguan pendengaran, lansia dengan depresi berat. Dari hasil permainan puzzle didapatkan bahwa dari hari pertama ke hari sembilan mengalami peningkatan sebesar 26 % dengan hasil skor dari 23 menjadi 30 untuk subjek pertama kemudian untuk subjek kedua mengalami peningkatan dalam pengkajian MMSE yang awalnya 20 menjadi 27 didapatkan peningkatan dari hari pertama ke hari Sembilan sebesar 23 %. Kedua subjek mengalami peningkatan dari gangguan kognitif sedang dengan skor (17 – 23) meningkat menjadi normal (24 – 30). Dari hasil kedua subjek setelah diberikan terapi puzzle adanya peningkatan kemampuan kognitif dilihat dari meningkatnya skor mini mental state exam.
Copyrights © 2024