Sudah cukup banyak kajian tentang masyarakat Samin dengan berbagai pendekatan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan makna simbolik dan hakikat ajaran. Samin dengan menggunakan konsep tanda sebagaimana dikemukakan Saussure dan semantik sebagaimana dijelaskan Pateda dengan metode studi pustaka. Data diolah dengan menggunakan langkah sebagaimana ditawarkan Miles  Haberman: reduksi data, pencatatan data, dan inferensi. Hasil penelitian ini adalah (1) ajaran Samin yang termuat dalam angger-angger (pratikel, pangucap, dan lakonana) masih dipertahankan, (2) sudah mulai ditemukan perubahan sosial, (3) menggunakan bahasa ngoko dalam setiap ranah, (4) makna simbolik dari ketiga angger-angger: berbuat baik dengan sesama, tidak mengumbar hawa nafsu, jujur, satu kata dengan perbuatan, memerhatikan hak milik; karena hakikatnya hidup itu satu, selamanya, dan kematian hakikatnya hanya “ganti pakaian”, (5) makna simbolik dan hakikat pada pitutur tertentu pada masyarakat Samin  sebagai ciri pembeda dengan masyarakat di luar Samin, seperti ibu bumi, bapak angkasa, rukun(an), anak, turun, dan siji.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024