Bentuk fisik merupakan alasan perlakuan bullying yang paling sering ditemukan dengan prevalensi 15,3% pelajar dan mahasiswa yang mengalaminya di seluruh dunia dan 19,2% di Asia. Perundungan bentuk fisik atau body shaming pada korban biasanya dikaitkan dengan bentuk tubuh atau wajah korban dengan persentase sebesar 15,3%; dikaitkan dengan ras, kebangsaan atau warna kulit sebesar 10,9% dan penampilan agamis sebesar 4,6%. Body shaming sering kali terjadi pada remaja dan kelompok remaja yang paling rentan mengalami gangguan kesehatan mental adalah mahasiswa baru. Body shaming diduga dapat menimbulkan kecemasan yang menganggu prestasi belajar. Menganalisis hubungan body shaming dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik dan pendekatan cross sectional pada 200 mahasiswa tahun pertama Universitas Sari Mulia yang dipilih dengan teknik proportional random sampling menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan produck moment dengan r tabel 0,444 untuk jumlah 20 responden. Hasil uji reliabiltas alpha Cronbach dinyatakan reliabel dengan nilai 0,79. Hipotesis dianalisis dengan uji chi square. Sebagian besar mahasiswa baru Universitas Sari Mulia Banjarmasin pernah mengalami body shaming sebanyak 112 orang (52%), mengalami kecemasan tingkat ringan sebanyak 121 orang (60,5%) dan hasil uji hipotesis menunjukkan p value = 0,000. Ada hubungan body shaming dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
Copyrights © 2024