Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Identifikasi Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Penggunaan Vape pada Siswa Wardhana, Indra Kusuma; Ariani, Malisa; Nito, Paul Joae Brett; Mahmudah, Rifa'atul
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.2.2024.371-376

Abstract

Vape atau rokok elektrik semakin populer di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Vape tidak hanya digunakan oleh orang dewasa tetapi remaja seperti siswa juga menggunakannya. Bagi remaja yang menggunakan vape, vape dapat menyebabkan gangguan kognitif dan perilaku, termasuk berdampak pada ingatan dan perhatian. Pengetahuan merupakan bidang yang sangat penting dalam membentuk perilaku, kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok dan dampak merokok pada remaja dapat mendorong perilaku untuk merokok. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap penggunaan vape pada siswa di SMKN 1 Palangka Raya Tahun 2023. Metode: Penelitian ini memilih jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling sebanyak 78 siswa. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas laki-laki (84.6%) dan berdasarkan usia responden mayoritas 17 Tahun (52.6%). Berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan baik (47.4%). Berdasarkan penggunaan vape mayoritas siswa menggunakan vape (67.9%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan siswa terhadap penggunaan vape dengan hasil p value 0.000 < 0.05. Simpulan: ditemukan banyak siswa yang menggunakan vape diharapkan kedepannya untuk melakukan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan menjalani hidup yang sehat tanpa menggunakan rokok elektrik maupun konvensional.
Hubungan Body Shaming dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Andi, Andi; Nito, Paul Joae Brett; Latifah, Latifah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.847-858

Abstract

Bentuk fisik merupakan alasan perlakuan bullying yang paling sering ditemukan dengan prevalensi 15,3% pelajar dan mahasiswa yang mengalaminya di seluruh dunia dan 19,2% di Asia. Perundungan bentuk fisik atau body shaming pada korban biasanya dikaitkan dengan bentuk tubuh atau wajah korban dengan persentase sebesar 15,3%; dikaitkan dengan ras, kebangsaan atau warna kulit sebesar 10,9% dan penampilan agamis sebesar 4,6%. Body shaming sering kali terjadi pada remaja dan kelompok remaja yang paling rentan mengalami gangguan kesehatan mental adalah mahasiswa baru. Body shaming diduga dapat menimbulkan kecemasan yang menganggu prestasi belajar. Menganalisis hubungan body shaming dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik dan pendekatan cross sectional pada 200 mahasiswa tahun pertama Universitas Sari Mulia yang dipilih dengan teknik proportional random sampling menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan produck moment dengan r tabel 0,444 untuk jumlah 20 responden. Hasil uji reliabiltas alpha Cronbach dinyatakan reliabel dengan nilai 0,79. Hipotesis dianalisis dengan uji chi square. Sebagian besar mahasiswa baru Universitas Sari Mulia Banjarmasin pernah mengalami body shaming sebanyak 112 orang (52%), mengalami kecemasan tingkat ringan sebanyak 121 orang (60,5%) dan hasil uji hipotesis menunjukkan p value = 0,000. Ada hubungan body shaming dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
Terapi Bermain Playdough Berpengaruh pada Peningkatan Motorik Halus Anak Prasekolah Anggraini, Afni; Fetriyah, Umi Hanik; Nito, Paul Joae Brett
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.1.2024.257-266

Abstract

Anak prasekolah usia 4-5 tahun dapat menguasai keterampilan salah satunya ketrampilan motorik halus. Jika anak mengalami keterlambatan maka anak akan kurang aktif, sulit beradaptasi dengan lingkungannya dan psikososialnya. Bermain playdough dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan motoric halus. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bermain playdough terhadap peningkatan motorik halus pada anak prasekolah Di Wilayah Banjarmasin Timur. Penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen menggunakan sampel anak berusia 3-4 tahun yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen pengambilan data menggunakan lembar observasi dan SOP. Analisis uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 4 tahun (66,7%), berjenis kelamin laki-laki (53,3%) dan mayoritas memiliki saudara kandung ada 1 (33,3%). Sebelum pemberian terapi playdough rata-rata sebesar 4,07. Sedangkan sesudah pemberian terapi playdough rata-rata sebesar 10,53. Selisih peningkatan motorik halus pada terapi bermainan playdough sebesar 6,46. Nilai p=0.001 maka disimpulan pemberian terapi bermain playdough berpengaruh dalam peningkatan motorik halus terhadap anak prasekolah.
Hubungan Fungsi Kognitif terhadap Interaksi Sosial pada Lansia Sa’diah, Halimatus; Irawan, Angga; Latifah, Latifah; Nito, Paul Joae Brett
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.559-568

Abstract

Usia lanjut sering kali mengalami ketidakberdayaan karena penurunan kemampuan fisik, sosial, motorik dan psikologis. Ketidakberdayaan menyebabkan perubahan seperti pada fungsi kognitif dan sosial. Pada lansia dengan penurunan kognitif dapat mengalami kelemahan gerak, berpikir serta gangguan komunikasi secara verbal, hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam melakukan interaksi sosial. Tujuan: Melakukan analisa hubungan fungsi kognitif dengan interaksi sosial pada lansia di Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budi Sejahtera. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel sebanyak 47 responden diambil menggunakan rumus slovin dan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakna uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden adalah lansia muda yaitu usia 60-69 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Mayoritas responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Berdasarkan fungsi kognitif mayoritas dengan permasalahan kognitif ringan (53,2%) dan berat (46,8%). Berdasarkan data interaksi sosial mayoritas memiliki interaksi sosial yang baik (68,1%) dan kurang (31,9%). Berdasarkan hasil analisis Chi Square, diperoleh nilai p= 0,000. Simpulan : Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan interaksi sosial pada lansia di Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budi Sejahtera.
The Relationship between Birth Weight and Neonatal Sepsis Incidence: Literature Review Zambri, Haniah; Fetriyah, Umi Hanik; Nito, Paul Joae Brett
International Journal of Clinical Inventions and Medical Sciences (IJCIMS) Vol 3 No 2: September 2021
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.ijcims-0302.255

Abstract

Neonatal sepsis contributes as much as 75% in increasing the neonatal mortality rate that occurs first week of birth. Neonatal sepsis is characterized by entry of bacteria in the blood that can be life-threatening. Process of neonatal sepsis can occur very quickly, if not treated with adequate treatment, death can occur within 24-48 hours. Neonatal sepsis is affected by infant factors like low birth weight (LBW). LBW in neonates can be easily infected due to immature immune formation. The study used literature review methods. Literature sourced from five databases: Biomed Central, Plus One, Pubmed, Proquest and Science Direct. Search with PICOS framework 15 journals used to analyze and obtained. Results showed the incidence of neonatal sepsis with the percentage incidence of sepsis at 16.9%-77.8%. LBW is risk of developing sepsis with the highest percentage compared to other birth weight classifications. Majority of journals stated there was a significant relationship between birth weight and neonatal sepsis (p value: 0,0131-0,001). Nurses play a role in conducting assessment begin ranging from pregnant to the birth and give a comprehensive nursing care earlier for birth babies less than 2.500 gram. It's effort decrease incidence of neonatal sepsis.
Cegah Stunting Dengan Cara Melakukan Antropometri Dari Sekarang (GATINGRAPORIRANG) Nito, Paul Joae Brett; Manto, Onieqe Ayu Dhea; Fetriyah, Umi Hanik; Munawarah, Aisyah; Pratiwi, Aisyah; Nurvela, Ain; Widia, Widia; Rahmah, Tri Ayu Aulia; Ranai, Ahmad; Kamal, Al Mustafa; Almaida, Almaida
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 2 No 3 (2024): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v2i3.478

Abstract

Pendahuluan: Stunting adalah masalah gizi kronis pada anak yang masih tinggi di Indonesia, mempengaruhi perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan anak. Meskipun prevalensi menurun, upaya pencegahan tetap diperlukan untuk mencapai target kesehatan yang diharapkan. Pencegahan stunting memerlukan penanganan komprehensif dari berbagai pihak, termasuk orang tua, lingkungan, dan tenaga kesehatan. Deteksi dini melalui pengukuran antropometri, terutama berat dan tinggi badan, penting untuk pencegahan stunting. Selain itu, pendidikan kesehatan dan penyuluhan untuk ibu berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan tentang stunting dan upaya pencegahannya. Tujuan: Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu untuk memberikan Edukasi kepada siswa/i SD Negeri Sungai Lulut 8 kemudian memberikan pengetahuan secara langsung tentang Cegah Stunting Dengan Cara Melakukan Antropometri Dari Sekarang (GATINGRAPORIRANG). Metode: Metode pengumpulan data pada kegiatan edukasi berupa pemberian pengetahuan, pengukuran antropometri serta memberikan Pre-Test dan Post-Test kepada siswa/i kelas 6 SD Negeri Sungai Lulut 8 untuk mengukur tingkat pengetahuan. Hasil: Hasil dari Pelaksanaaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan 29 siswa/i dalam kegiatan satu hari yang mencakup pre-test, materi, sesi tanya jawab, dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan siswa tentang Stunting, dengan persentase pemahaman kategori Tinggi meningkat dari 34% menjadi 93% dan kategori Rendah dari 14% menjadi 0%. Program ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang cegah stunting dengan cara melakukan antropometri. Simpulan: Pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa para peserta memahami dan mampu menerapkan Cegah Stunting Dengan Cara Melakukan Antropometri.
Bullying in Higher Education: Presdiposisi Bully-victim terhadap Kejadian Perilaku Bullying pada Mahasiswa Manto, Onieqie Ayu Dhea; Nito, Paul Joae Brett; Wulandari, Dewi
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.738

Abstract

Latar Belakang: Global Education Digest 2011 UNESCO, Mengejar ketertinggalan Dan intimidasi di sekolah Terjadi di Seluruh Dunia, diperkirakan 246 juta Anak Dan remaja mengalami Mengejar ketertinggalan Dan intimidasi di sekolah. Indonesia, tahun 2016 sekitar 253 kasus bullying , terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak menjadi pelaku. Tahun 2017, Jangka Waktu 129 Dan Pelaporan intimidasi Korban nomor 116. Tahun 2018 Korban intimidasi nomor 107 Dan Pelaporan Jangka Waktu 127. Bullyingdapat berdampak negatif terhadap korban maupun pelaku, yaitu mengalami masalah kejiwaan, sosial, penurunan kinerja akademik, peluang melakukan bullying pada orang lain, bahkan sampai bunuh diri. Salah satu penyebab masih terjadinya bullying adalah riwayat pelaku sebagai korban bullying, atau yang dikenal dengan korban-bully . Lingkaran bullying ini dapat terjadi terus menerus dan menjadi perilaku ancaman kejadian bullying kedepan.Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat korban bullying terhadap kejadian perilaku bullying pada mahasiswa Universitas Sari Mulia.Metode: penelitian ini menggunakan metode kuantitaif deskriptif dengan pengambilan data melalui survei angket menggunakan uji chi square .Hasil: Hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,039 ( 0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara riwayat korban bullying dengan perilaku bullying (pelaku).Simpulan: pengalaman Bullying yang masih terjadi di kalangan anak perlu lebih ditingkatkan dalam memberikan dukungan terhadap korban dan pelaku agar tidak terjadi gangguan kesehatan baik fisik maupun psikologis bahkan menyebabkan pengaruh hubungan sosial dengan teman sebaya. Kata Kunci : Bullying , korban, pelaku, perilaku, riwayatBullying in Higher Education: Bullying-victim Predisposition to Bullying Behavior in StudentsBackground: UNESCO Global Education Digest 2011, violence and bullying in schools occurs worldwide, an estimated 246 million children and adolescents experience violence and bullying in schools. In Indonesia, in 2016 there were around 253 cases of bullying, consisting of 122 children who were victims and 131 children became perpetrators. In 2017, there were 129 victims of bullying and 116 reporting of perpetrators. In 2018 there were 107 victims of bullying and 127 reporting of perpetrators. Bullying can have a negative impact on both victims and perpetrators, namely experiencing psychological, social problems, decreased academic performance, opportunities for bullying others. others, even to the point of committing suicide. One of the causes of bullying still happening is the history of the perpetrator as a victim of bullying, or what is known as bully-victim. This circle of bullying behavior can occur continuously and become a threat to bullying in the future.Purpose: This study was to determine the relationship between the history of bullying victims and the incidence of bullying behavior in nursing students at Sari Mulia University.Methods: this study uses a descriptive quantitative method with data collection through a questionnaire survey using the chi square test.Results: The results of statistical tests obtained p value of 0.039 ( 0.05), it can be concluded that there is a significant relationship between the history of bullying victims and bullying behavior (perpetrators).Conclusion: the experience of bullying that still occurs among children needs to be further improved in providing support to victims and perpetrators so that there are no health problems, both physical and psychological, even causing the influence of social relations with peers.Keywords: Bullying - victim, behavior, history, perpetrator,
Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) pada Mahasiswa Nito, Paul Joae Brett; Tjomiadi, Cynthia Eka Fayuning; Manto, Onieqie Ayu Dhea
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.736

Abstract

Latar Belakang: Pendidikan Seksual merupakan bagian penting dalam mendukung program SDGs untuk menjamin kehidupan yang sehat serta menjamin kesetaraan gender. Pendidikan seksual menjadi salah satu upaya pencegahan peningkatan penyakit menular seksual (PMS), HIV AIDS, perilaku seksual, dan permasalahan terkait hak gender. Survei Data Demografi dan Kesehatan Indonesia (2017) menyebutkan 2% wanita usia 15-24 tahun dan 8% laki-laki usia 15-24 tahun melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan. CDC (2019) menyebutkan bahwa setengah dari penderita IMS baru adalah pasien usia 15-24 tahun. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas hidup remaja dan generasi selanjutnya.Selama ini upaya peningkatan pengetahuan seksual melalui pemberian informasi telah dilakukan, namun belum optimal. Pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin dapat menjadi salah satu strategi dalam peningkatan pengetahuan seksual.Tujuan: Menganalisis hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) pada Mahasiswa.Metode: Penelitian menggunakan metode survei analitik dengan desain survei cross sectional, pengumpulan data melalui survei kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 248 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, teknik non probability sampling. Analisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan Comprehensive Sexuality Education (CSE) dengan nilai sig2 tailed sebesar 0,006 ( 0,05). Simpulan: Comprehensive Sexuality Education (CSE) melaui pendekatan usia dan jenis kelamin dapat menjadi salah satu strategi dalam upaya pencegahan permasalahan terkait seksual.Kata Kunci : Pendidikan seksual, CSE,  remaja Relationship of Gender and Comprehensive Sexuality Education (CSE)  Knowledge Levels for Students Background: Sexual education is an important part in supporting the SDGs program to ensure a healthy life and gender equality. Sexual education is one of the efforts to prevent an increase in sexually transmitted diseases (STDs), HIV AIDS, sexual behavior, and issues related to gender rights. The Indonesian Demographic and Health Data Survey (2017) stated that 2% of women aged 15-24 years and 8% of men aged 15-24 years had sexual relations before marriage. The CDC (2019) states that half of new STI sufferers are patients aged 15-24 years. This will certainly affect the quality of life of adolescents and the next generation. So far, efforts to increase sexual knowledge through the provision of information have been carried out, but have not been optimal. Education that is adjusted to age and gender can be one strategy in increasing sexual knowledge.Objective: To analyze the relationship between gender and the level of knowledge of Comprehensive Sexuality Education (CSE) in students.Methods: This study uses an analytical survey method with a cross-sectional survey design, data collection through a questionnaire survey. A total of 248 respondents, using purposive sampling, non-probability sampling technique. Analysis using chi square test.Results: The results of statistical tests showed that there was a significant relationship between gender and the level of knowledge of Comprehensive Sexuality Education (CSE), p value 0.006 (0.05).Conclusion: Comprehensive Sexuality Education (CSE) based age-gender can be a strategy in preventing sexual problems. Keywords: Sexual education, CSE, youth 
PENGARUH PREEKLAMPSIA TERHADAP KEJADIAN BBLR DI RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA Suwaibah, Suwaibah; Salmarini, Desilestia Dwi; Nito, Paul Joae Brett
Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Vol 9, No 2 (2023): Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jkk.v9i2.1206

Abstract

Latar Belakang: Dampak BBLR banyak menimbulkan resiko mengenai permasalahan pada sistem tubuh akibat kondisi tubuh tidak stabil sehingga dapat menyebabkan kematian. Preeklampsia merupakan salah satu permasalahan dari faktor ibu yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Tujuan: Menganalisis pengaruh preeklampsia terhadap kejadian BBLR di RSUD Pangeran Jaya Sumitra. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah total populasi yaitu 34 kasus preeklampsia di RSUD Pangeran Jaya Sumitra tahun 2021. Analisis menggunakan Chi Square. Hasil: Dari 34 kasus preeklampsia tahun 2021 di RSUD Pangeran Jaya Sumitra didapatkan 20 kasus yang berat lahir kategori BBLR atau sebesar 58,8%. Kasus preeklampsia tahun 2021 di RSUD Pangeran Jaya Sumitra didapatkan 17 kasus preeklampsia (50%) dan 17 kasus preeklampsia berat (50%). Hasil analisis statistik didapatkan p-value sebesar 0,081 yang artinya tidak ada pengaruh preeklampsia terhadap kejadian BBR di RSUD Pangeran Jaya Sumitra. Simpulan: Kejadian kasus preeklampsia sebanyak 34 kasus dengan BBLR sebanyak 20 kasus. Tidak ada pengaruh preeklampsia terhadap kejadian BBLR di RSUD Pangeran Jaya Sumitra.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Bullying melalui Pendekatan Video Edukasi pada Siswa SMA Ilhami, Muhammad; Nito, Paul Joae Brett; Latifah, Latifah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.4.2024.1023-1030

Abstract

Pada tanggal 31 juli 2023 terjadi kekerasaan fisik yang terjadi disalah satu SMAN Banjarmasin timur yang mana ada salah satu siswa menusuk siswa sekelasnya karna disebabkan pelaku penusukan sering dibully. Tujuan untuk mengetahui efektifitas video edukasi tentang bullying dalam meningkatkan pengetahuan siswa/siswi. Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian pra eksperimen (pre experimental design) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan rancangan “one group pretest-posttest design”. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 responden, teknik pengambilan sampel  Total sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoson. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan bullying yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r>0,34. Kuesioner dibagian sebagai evaluasi pretest dan posttes sebelum diberikan intervensi video edukasi dan Video Edukasi Bullying. Sebelum diberikan video edukasi Tingkat pengetahuan baik siswa/siswi  dengan jumlah sebanyak 13 (24.5%), Sesudah diberikan video edukasi dengan tinggat pengatahuan baik 31 (58.5%) orang. Terdapat perbedaan pengetahuan pada siswa-siswi mengenai bullying, dengan nilai signifikansi ρ = 0,00 atau lebih kecil nilai α = 0,05. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan pada siswa/siswi setelah diberikan video edukasi tentang bullying yang mana dapat disimpulkan bahwa video edukasi efektif dalam meningkatkan penegtahuan siswa/siswi tentang bullying.