Self-harm merupakan suatu bentuk perilaku menyakiti diri sendiri tanpa adanya atensi untuk bunuh diri. Meskipun tidak berniat  untuk  bunuh  diri,  terdapat banyak kasus self-harm yang  berujung  pada  kematian. Meskipun tingginya prevalensi perilaku self-harm namun pengetahuan yang diperlukan untuk mencegah perilaku tersebut dan memberikan intervensi yang efektif masih kurang di antara sebagian besar layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi bagaimana  manajemen individu yang memiliki risiko self-harm dalam mengelola risiko dan bahayanya. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Wawancara mendalam dilakukan kepada pasien ruang UPIP RSJD Dr. Amino Gondhoutomo Semarang yang memiliki pengalaman melakukan self-harm  serta keluarga. Manajemen partisipan dalam penelitian ini yang memiliki riwayat perilaku self-harm dalam mengelola risiko dan bahayanya adalah dengan menghabiskan waktu dengan keluarga dan bercerita kekhawatiran yang mereka rasakan kepada keluarga, berdoa dan beribadah, melakukan hobi mereka, hingga memeriksakan diri ke tenaga professional. Mengingat pentingnya dukungan keluarga dan kegiatan spiritulitas sebagai pencegahan perilaku self-harm diharapkan stakeholder, tenaga kesehatan, masyarakat, dan keluarga dapat bersama membantu individu dengan resiko perilaku self-harm mengelola resiko dan bahaya pada diri mereka.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024