Pakan mandiri berbahan baku lokal menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi harga pakan dikalangan petani lokal. Hingga saat ini tepung ikan menjadi bahan utama sebagai sumber protein dalam pembuatan pakan. Selain sulit untuk didapatkan, harga tepung ikan juga semakin meningkat. Pemanfaatan hasil samping pengolahan ikan patin dalam bentuk tepung diharapkan dapat menekan penggunaan tepung ikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung hasil samping pengolahan ikan patin sebagai pensubstitusi tepung ikan terhadap pertumbuhan ikan nila. Benih ikan nila (bobot 1,81±0,04 g) diperoleh dari Balai Benih Ikan Sentral Tulo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Perlakuan yang diujikan yakni penggunaan tepung hasil samping pengolahan ikan patin dengan dosis berbeda yakni 0% (A), 10% (B), 20% (C), 30% (D) dan 40% (E) dari penggunaan tepung ikan (28 g). Pemeliharaan dilakukan dalam wadah (berisi 20 L air) selama 42 hari. Pakan diberikan 5% dari bobot tubuh dengan frekuensi tiga kali sehari. Bobot tubuh ikan ditimbang sekali dalam seminggu. Kualitas air dikontrol pada kisaran yang sesuai untuk pemeliharaan ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan (pertambahan bobot individu) ikan nila berkisar antara 2,79 g - 3,17 g, feed conversion ratio (FCR) berkisar antara 1,62-1,68, dan survival rate (SR) berkisar antara 75,0-77,5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan tepung hasil samping pengolahan ikan patin sebagai sumber protein hewani dalam mensubstitusi protein dari tepung ikan sebagai bahan baku pakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan, FCR dan SR ikan nila (p>0,05). Dosis tepung hasil samping pengolahan ikan patin yang dapat digunakan yakni 40% dari tepung ikan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024