Pengkajian sejarah dalam dinamika politik bersamaan dengan ideologi yang menjadi alat pemerintah dalam aktivitas kenegaraan menyajikan konsep Nasakom. Nasakom berdasarkan teori Ricocer membuktikan sebagai ideologi negara Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) yang tersalur dalam konsep distrosi, legitimasi dan integrasi. Tahun 1926 soekarno mencetuskan azas kenegaraan yang meliputi Nasionalisme, Islamisme-Keislaman, dan Marxisme. Pada masa Demokrasi Terpimpin azas negara itu menjadi ideologi negara dengan nama Nasakom (Nasionalis Agamis dan Komunis). Penelusuran terhadap aktivitas Lekra yang merupakan organisasi dibawah Partai Komunis Indonesia yang eksistensinya sangat popular masa Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin berlaku setelah ditetapkannya Dekrit Persiden pada 5 Juli 1959. Penelitian ini menggunakan metode historis yang meliputi proses Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksistensi Nasakom sebagai ideologi negara pada masa demokrasi terpimpin menjadi misi Soekarno dalam mencipta persatuan antara kelompok pergerakan Nasionalis, Islamis dan Komunis. Persatuan ketiganya telah mencipta Soekarno selama Demokrasi Terpimpin mampu mempertahankan kekuasaannya, terbebas dari kudeta, dan menjadi pemimpin yang memiliki kendali penuh dalam aktivitas politik dan kenegaraan. Aktivitas Lekra sebagai lembaga kebudayaan telah menjadi saluran aspirasi politik komunis diabawah komando Partai Komunis Indonesia. aktivitas itu memicu terjadinya manipesto kebudayaan yang menghadirkan lembaga-lembaga kebudayaan serupa seperti, Lembaga Kebudayaan Nasional dibawah naungan Partai Nasional Indonesia dan Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) milik Nahdatul Ulama yang diantaranya menjadi pesaing Lekra.
Copyrights © 2024