ANTHROPOS: JURNAL ANTROPOLOGI SOSIAL DAN BUDAYA (JOURNAL OF SOCIAL AND CULTURAL ANTHROPOLOGY)
Vol 10, No 1 (2024): Juli

Manfaat Melukat Dalam Kebudayaan Bali Pada Perspektif Psikologi

Sharmistha, Ni Nyoman Pritha (Unknown)
Yuwanto, Listyo (Unknown)



Article Info

Publish Date
02 Oct 2024

Abstract

Melukat adalah bagian dari pelaksanaan upacara manusa yadnya, yang bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan individu secara fisik dan spiritual dengan menggunakan air. Tujuannya adalah untuk membersihkan segala hal negatif dan menghilangkan dampak buruk dari tindakan-tindakan masa lalu yang masih memengaruhi kita sekarang. Metode yang digunakan adalah studi literatur, yaitu metode penelitian yang mengutamakan penelusuran pustaka, seperti buku-buku, artikel berita dan jurnal dan pendekatan psikologi indigenous digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang budaya melukat dan karakteristiknya yang asli. Proses ritual melukat diyakini bisa menyembuhkan luka batin maupun trauma yang dialami oleh individu tersebut akibat masa lalu dengan menggunakan air. Melakukan melukat biasanya dalam setahun 2-3x atau setiap 6 bulan sekali, hal tersebut tergantung situasi setiap individu. Melukat dilakukan saat hari raya Bali, seperti di hari raya galungan, rahinan, kuningan, hari ulang tahun Bali, hari purnama atau tilem, siwaratri dan masih banyak lagi. Temuan data menunjukkan hanya ada beberapa dimensi psychological well-being yang menggambarkan individu setelah melukat. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat melukat apa yang dirasakan oleh setiap individu tergantung pada tujuan awal sebelum prosesi ritual melukat. Melukat is part of the manusa yadnya ceremony, which aims to cleanse and purify individuals physically and spiritually using water. The goal is to cleanse all negativity and eliminate the adverse effects of past actions that still affect us today. The method used is literature study, which is a research method that prioritizes literature search, such as books, news articles and journals and indigenous psychology approaches are used to answer questions about melukat culture and its original characteristics. The ritual process of melukat is believed to heal mental wounds and trauma experienced by the individual due to the past by using water. Doing hugging is usually in a year 2-3x or every 6 months, it depends on the situation of each individual. Melukat is done during Balinese holidays, such as galungan, rahinan, kuningan, Balinese birthday, full moon or tilem, siwaratri and many more. The data findings suggest there are only a few dimensions of psychological well-being that describe individuals after injury. This shows that the benefits of what each individual feels depends on the initial goal before the ritual procession.

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

antrophos

Publisher

Subject

Humanities Education Social Sciences Other

Description

Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya(Journal of Social and Cultural Anthropology) is a Journal of Social and Cultural Anthropology for information and communication resources for academics, and observers of Social and Cultural Anthropology, Educational Social and Cultural ...