BIM mengubah metode dari konvensional yang tidak efisien menjadi proses yang terpadu dan kolaboratif. Berbagai manfaat dan keuntungan dari penggunaan Building Information Modelling (BIM) antara lain seperti terpadunya antara desain dan konstruksi. Di Indonesia penggunaan BIM menjadi bagian dari peraturan pemerintah untuk bangunan negara dengan luas diatas 2000 m2 dan diatas 2 lantai sehingga penggunaan BIM menjadi semakin luas. Beberapa tantangan dalam penggunaan BIM di Indonesia perlu dicarikan solusinya agar dapat ditingkatkan lagi pelaksanaannya. Penelitian ini membahas literatur tentang penggunaan BIM terkhusus Revit dan membandingkan volume struktur atas berupa kolom, balok, dan plat lantai pada proyek pembangunan Gedung kantor UPPD Medan Utara menggunakan metode quantity take off. Metode Quantity Take-Off yang merupakan salah satu upaya dari kontraktor dengan melakukan perhitungan volume, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun BQ dalam tender dan nantinya juga dijadikan bahan untuk melakukan procurement. Data diambil dari data sekunder berupa Detail Engineering Design (DED) dan Bill of Quantity (BoQ). Didapat perhitungan volume beton kolom pada lantai satu, dua, tiga, empat dan lima pada BIM sebesar 40,96 m3, 35,84 m3, 25,60 m3, 25,60 m3 dan 1,54 m3. Volume pekerjaan balok, didapatkan volume beton balok B1 metode BIM pada lantai dua, tiga, empat dan lima sebesar 89,08 m3, 89,67 m3, 90,84 m3, 90,87 m3. Hasil pekerjaan volume beton balok B2 BIM pada lantai dua, tiga, empat dan lima sebesar 17,97 m3, 18,05 m3, 18,20 m3, 18,20 m3. Volume pekerjaan plat lantai, pada lantai dua, tiga, empat dan lima untuk BIM sebesar 119,88 m3, 119,90 m3, 119,95 m3, 119,97 m3.
Copyrights © 2023